Kota Cimahi tengah dibikin pusing oleh tumpukan sampah. Sampah itu tak bisa terbuang seluruhnya ke TPA Sarimukti usai sebulan belakangan kebakaran dan tak kunjung padam.
Dalam sehari, masyarakat Kota Cimahi bisa menghasilkan sampah hingga 226 ton. Bila dihitung per jiwa, maka setiap orang di Cimahi menghasilkan 0,4 kilogram sampah.
"Dalam sehari, seluruh warga Cimahi menghasilkan sampah sampai 226 ton," ujar Pj Wali Kota Cimahi Dikdik S Nugrahawan saat ditemui, Rabu (4/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini menimbulkan masalah. Sebab, proses pembuangan sampah ke TPA Sarimukti belum optimal. Sehingga terjadi pembatasan pembuangan sampah.
Pembuangan sampah yang diproduksi warga akhirnya juga dijadwal. Dikdik mengatakan setiap harinya jenis sampah yang diangkut petugas dari warga untuk dibuang ke TPA Sarimukti sudah ditentukan.
"Senin itu residu, Selasa (sampah) organik, Rabu itu (sampah) anorganik, hari Kamis organik, hari Jumat off clean up semuanya, hari Sabtu residu. Itu kita lakukan, kemudian di situ ada titik kumpul dimana nanti tim armada kami dari Pemkot Cimahi akan mengambil," kata Dikdik.
Kota Cimahi sendiri hanya kebagian jatah 599 ritase pembuangan sampah ke zona darurat TPA Sarimukti. Saat ini, masih tersisa 240 ritase yang penggunaannya harus diawet-awet.
"Mudah-mudahan 240 ritase yang tersisa itu bisa cukup untuk mengangkut sampah selama 10 hari ke depan. Kalau masyarakat taat melakukan pilah sampah, maka ritase ini dapat dimanfaatkan oleh Kota Cimahi sampah residu saja," kata Dikdik.
Pilah Sampah
Pemkot Cimahi pun putar otak untuk mengatasi permasalahan sampah. Selain dengan menjadwal pembuangan sampah, pemerintah juga mengandalkan proses pemilahan sampah dari rumah. Sehingga produksi sampah dan yang harus dibuang ke zona darurat bisa dikurangi.
"Itu harus dikurangi dengan pemilahan sampah atau Gerakan Orang Cimahi Pilah Sampah (Grak Ompimpah), makanya kita sudah atur jadwalnya," ucap
Dikdik mengklaim dengan adanya pemilahan sampah dari rumah tangga, ada pengurangan produksi sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti hingga 40 persen.
"Sudah mulai terjadi pengurangan sampah yang dikirim ke TPA Sarimukti. Data dari DLH, di September ada pengurangan 30 sampai 40 persen sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti dibanding bulan Juli dan Agustus," tutur Dikdik
Dikdik mengaku tak ada opsi mengaktifkan lagi lahan di Kampung Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi menjadi TPA.
"Opsi memanfaatkan lahan di Cireundeu jadi tempat terpadu (pembuangan sampah) tidak ada, jadi tidak ada aktivasi lagi," ucap Dikdik.
(dir/dir)