Merawat Bumi Lewat Limbah Kulit dan Plastik, Akar Kini Melejit

Merawat Bumi Lewat Limbah Kulit dan Plastik, Akar Kini Melejit

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 03 Okt 2023 20:00 WIB
Sejak 2019, sepatu boot Akar berhasil mencuri perhatian konsumen.
Foto: Bima Bagaskara
Bandung -

Sampah menjadi masalah berulang yang terjadi di berbagai tempat. Masalah sampah saat ini bahkan membuat Bandung Raya menetapkan status tanggap darurat. Upaya mengurangi produksi sampah pun gencar dilakukan, termasuk memasifkan gagasan zero waste.

Lewat gagasan ini masyarakat diajak untuk menerapkan gaya hidup demi bijak dalam mengkonsumsi dan memaksimalkan siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali.

Gagasan zero waste ini juga yang sekarang sedang diterapkan oleh salah satu brand sepatu lokal Bandung, Akar NFYR. Brand sepatu boot ini punya acuan dalam mewujudkan produk yang sustainable dengan konsep zero waste, namun tetap dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal pada produk yang dihasilkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semangat Akar adalah untuk meminimalisir limbah produksi dengan cara membuat produk baru dari limbah tersebut, yang tentunya menjadi keunikan tersendiri dari desain produk sepatu. Upaya yang dilakukan Akar bersama founder-nya, Ferawati Klaudia Ida tidak sia-sia.

Sejak 2019, Akar berhasil mencuri perhatian konsumen dengan sepatu boot yang punya nilai lebih. Sepatu-sepatu yang dibuat Ferawati dianggap punya keunikan dan look yang tak biasa. Beberapa potongan limbah kulit hingga plastik menempel pada bagian luar sepatu.

ADVERTISEMENT

Apa yang dilakukan Akar NFYR juga sejalan dengan komitmen Bank Indonesia Jawa Barat untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau demi terwujudnya Indonesia net-zero emission pada tahun 2060.

BI Jabar telah melaksanakan berbagai program untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau, antara lain pembinaan UMKM berbasis ekonomi hijau.

Menjadi UMKM binaan BI Jabar, penjualan sepatu boot Akar NFYR tembus ke pasar global.Sejak 2019, sepatu boot Akar berhasil mencuri perhatian konsumen. Sepatu yang dibuat Ferawati dianggap punya keunikan dan look yang tak biasa. Foto: Bima Bagaskara

Berawal dari Diri Sendiri

Fera biasa dia disapa mengungkapkan, gagasan zero waste yang kini dipegang teguh Akar berawal dari kesadaran dirinya akan banyaknya limbah sampah yang dihasilkan dari tempat dia membuat sepatu. Berangkat dari hal itu, terbesit keinginan Fera untuk memanfaatkan potongan-potongan kulit sapi yang jadi bahan baku sepatu boot buatannya.

"Karena kan kita workshop sendiri ya jadi bisa langsung melihat banyaknya limbah yang kita hasilkan dari produksi sepatu ini dan awalnya ingin mengurangi produksi sampah yang dihasilkan sendiri jadi ke lingkungan baik. Awalnya ada sepatu yang menggunakan patch dari sisa-sisa (kulit)," ungkap Fera saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

Namun dari hal kecil itu, Fera justru bersyukur lantaran sepatu boot Akar banyak dilirik konsumen. Fera merasa upayanya untuk ikut berpartisipasi dalam meminimalisir limbah sampah mendapat apresiasi. Dari situlah Fera mulai berekspresi dengan membuat tidak hanya sepatu tapi juga aksesoris lainnya dengan memanfaatkan limbah kulit sisa produksi.

Bukan hanya kulit sisa, dia juga memanfaatkan plastik sisa makanan ringan sebagai bagian dari sepatu boot Akar. Menariknya hal itu tercetus karena Fera memang gemar akan makanan ringan.

"Kalau itu idenya saya suka makan snack yah, jadi kalau makan snack kan banyak banget bungkusnya jadi kepikiran deh bikin sepatu dari bungkus snack, secara seni lucu jadi warna warni dan konsumen banyak yang suka khususnya kalangan anak muda," ucapnya.

Menjadi UMKM binaan BI Jabar, penjualan sepatu boot Akar NFYR tembus ke pasar global.Beberapa potongan limbah kulit hingga plastik menempel pada bagian luar sepatu. Ini dilakukan untuk mewujudkan produk yang sustainable dengan konsep zero waste. (Foto: Bima Bagaskara

Dengan mengkombinasikan bahan-bahan sepatu dari kulit sapi, kanvas, kulit kayu hingga sisa limbah dan plastik, Fera mengaku bisa sedikit mengurangi biaya produksi dan membuat harga sepatu boot Akar jadi lebih terjangkau untuk berbagai kalangan.

"Jadi selama ini kalau boots kan harganya menengah ke atas ya, dengan kita bikin sepatu dengan sampah plastik dikombinasikan dengan kanvas juga jadi harga produksinya juga rendah dan terjangkau," jelas Fera.

Apa yang dilakukan Fera juga selaras dengan keinginan Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. Saat masih menjabat, Ridwan Kamil menginginkan UMKM berbasis ekonomi hijau untuk terus dikembangkan di Jawa Barat.

"Salah satu sumber energinya kalau bisa energi hijau, kemudian sumber material sebelum produksinya juga cari yang terdekat, dijual jangan terlalu jauh," kata Ridwan Kamil dalam Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) 2022 yang digelar Bank Indonesia Jabar.

"Kombinasi ini, apalagi dengan bahan daur ulang berkualitas, daya hidup karbon rendah inilah yang dibudayakan di Jawa Barat, seiring dengan kebutuhan dan visi di masa depan kita harus lebih hijau," sambungnya.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga menawarkan konsep ekonomi hijau di Jabar kepada pemerintah China. Hal itu dia sampaikan langsung saat menerima kunjungan kerja Duta Besar China untuk Indonesia, Lu Kang di Gedung Sate, Bandung pada Jumat 26 Mei 2023.

Menjadi UMKM binaan BI Jabar, penjualan sepatu boot Akar NFYR tembus ke pasar global.Kombinasi bahan dari kulit sapi, kanvas, kulit kayu hingga sisa limbah dan plastik, biaya produksi sepatu jauh lebih terjangkau. Foto: Bima Bagaskara

Manfaat Bank Indonesia

Menjadi pelaku UMKM, Fera tentu perlu upaya untuk mengenalkan produk ke pasar yang lebih luas. Langkah itu dilakukan Fera dengan bergabung menjadi UMKM binaan Bank Indonesia Jawa Barat. Dari situlah, produk sepatu boot dengan material limbah kulit dan plastik Akar makin dikenal dan banyak dibeli konsumen.

Bank Indonesia Jabar memiliki program pembinaan UMKM yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM di Jawa Barat. Program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari peningkatan kualitas produk dan jasa, pengembangan pemasaran, hingga akses pembiayaan.

Berdasarkan data BI Jabar, hingga akhir tahun 2022, terdapat lebih dari 20.000 UMKM binaan BI Jabar. UMKM-UMKM tersebut tersebar di berbagai sektor, seperti kerajinan, kuliner, fesyen, dan kebugaran.

Fera juga merasakan betul komitmen Bank Indonesia Jabar dalam hal pemberdayaan UMKM. Sejak 2021, Akar menjadi UMKM yang dibina oleh Bank Indonesia. Saat itu Fera ingat betul produk sepatu boot dengan konsep zero waste menarik perhatian Bank Indonesia.

"Ceritanya diajak kolaborasi desainer dan dia juga kerjasama dengan BI dan menggelar fashion show di museum BI, disitu saya cuma menyediakan sepatu tapi karena dia kerjasama dengan BI, orang BI melihat produk kita dan saya kemudian ikut mitra BI," tutur Fera.

Sebagai bentuk selebrasi keberhasilan pengembangan UMKM, Bank Indonesia menyelenggarakan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2023 yang terdiri dari pameran produk unggulan dan berbagai kegiatan aktivasi dengan menghadirkan 1.000 UMKM yang telah berhasil naik kelas dimana salah satunya adalah Akar NFYR.

"Kebangkitan UMKM dapat kita wujudkan melalui 3 kata kunci, yaitu konsisten, inovasi dan sinergi," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo seperti dikutip dari laman resmi Bank Indonesia.

Menjadi UMKM binaan BI Jabar, penjualan sepatu boot Akar NFYR tembus ke pasar global.Akar NFYR adalah satu dari sekian banyak UMKM binaan Bank Indonesia Jawa Barat. Fera ingat betul produk sepatu boot dengan konsep zero waste menarik perhatian Bank Indonesia. Foto: Bima Bagaskara

Produk Laris Manis

Menjadi UMKM binaan BI Jabar, Fera mengaku produk sepatu boot Akar bisa dipasarkan lebih mudah dan luas. Hal itu berdampak pada jumlah penjualan sepatu hingga melonjak dan bahkan tembus ke pasar global. Dia menceritakan, BI Jabar seringkali mengajaknya ikut dalam pameran yang digelar di berbagai tempat.

"Iya kalau sama BI kebanyakan kita kayak diajak pameran, dibikin pameran UKM, kalau kita BI Jabar tuh jadi semua UKM binaan dibuat acara. Pengaruhnya ada banyak terutama ke kepercayaan konsumen ya karena kita binaan BI jadi mereka lebih yakin untuk beli, apalagi banyak yang online ya," jelasnya.

"Penjualan sekitar 50-60 sepatu (per bulan) itu sampai ke luar negeri ke Malaysia, USA, Polandia, jadi pembeli lihat di media sosial. Mereka tertarik dengan desainnya,' sambung Fera.

Terakhir kali, Fera mengikuti pameran yang digelar BI Jabar bertajuk Karya Kreatif Jabar - Pekan Kerajinan Jawa Barat yang digelar 7-9 Juli 2023 di Gedung Sate. Pada pameran itu, produk sepatu Akar terjual belasan pasang. Angka itu menurut Fera tergolong cukup banyak untuk skala pameran.

"Terakhir kali Karya Kreatif Jabar. Di situ laku sekitar 15-20 sepatu ya, kita kaget sebanyak itu. Alhamdulillah kita terbantu pameran dari BI di Indonesia hingga di luar ada juga pembeli dari e-commerce setiap hari ada terus pembelian," katanya.

Kepala Perwakilan BI Jabar Erwin Gunawan Hutapea menyebutkan, KKJ - PKJB merupakan rangkaian menuju event Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2023 di Jakarta dalam waktu dekat. Erwin berharap KKJ - PKJB dapat kembali menggelorakan semangat inovasi kreativitas untuk mendukung UMKM Jabar yang juara.

"Kegiatan hari ini merupakan bagian dari 'Road to KKI 2023', yang sebentar lagi akan dilaksanakan di Jakarta dalam upaya kerja sama seluruh pihak, baik itu pemerintah, pengusaha, akademisi dan pelaku (usaha ekonomi kreatif)," sebut Erwin dalam keterangannya, Jumat 7 Juli 2023.

Menjadi UMKM binaan BI Jabar, penjualan sepatu boot Akar NFYR tembus ke pasar global.Menjadi UMKM binaan BI Jabar, penjualan sepatu boot Akar NFYR tembus ke pasar global. Pembeli dari Malaysia, USA hingga Polandia jadi pelanggan produk sepatu boot Fera. Foto: Bima Bagaskara

Menjaga Komitmen

Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencatat bahwa Jawa Barat berada di urutan kedua dalam jumlah timbulan sampah di Indonesia, dengan total sebanyak 4,05 juta ton pada tahun 2022. Peningkatan ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah sampah yang diproduksi setiap harinya, dan Kota Bandung memproduksi sampah terbanyak di Jawa Barat.

Melihat jumlah sampah yang semakin hari semakin bertambah, Fera punya komitmen untuk terus berbuat maksimal meminimalisir sampah. Selain memanfaatkan sendiri limbah kulit sisa produksi, Fera juga memberikannya kepada rekan sesama UMKM lain.

"Sisa sisa kulit yang gak terpakai kita juga kasih ke brand lain yang itu teman kita. Saling support sesama UKM itu, karena disini kan ada sisa kulit nabati itu yang tebal dan kaku, dikasih ke teman," ucap Fera.

Bukan cuma itu, Fera juga berencana menjalin kerjasama dengan Plastic Bank, sebuah perusahaan sosial nirlaba yang membangun ekosistem daur ulang di komunitas terbelakang dalam upaya memerangi polusi plastik.

Dia menyebut, kerjasama itu akan dilakukan dalam waktu dekat dimana Plastic Bank bakal mensuplai bahan baku sampah plastik yang kemudian diolah menjadi berbagai produk Akar NFYR.

"Kerjasama dengan Plastic Bank, mereka lihat di website kita yang itu jadi langsung ngontak saya mereka pesan satu. Dikontak lagi mereka ingin kerjasama membuat merchandise dikolaborasikan dengan mereka karena mereka punya banyak sampah plastik," jelasnya.

"Jadi ini langkah saya komitmen untuk mengurangi sampah," tutup Fera.

Konsep zero waste yang diterapkan Fera untuk produk-produk sepatu boot-nya mendapat apresiasi dari akademisi. Kepala Pusat K3 Lingkungan Universitas Padjajaran Teguh Husodo mengungkapkan, peran UMKM dengan menerapkan konsep zero waste menjadi titik awal untuk menjaga lingkungan dari sampah.

"Mereka (UMKM) memiliki pengetahuan dan pengalaman di dalam pemanfaatan limbah residu sehingga konsep zero waste bisa dilakukan," kata Teguh.

Menurut Teguh, apa yang dilakukan oleh pelaku UMKM dengan konsep zero waste itu diharapkan bisa ditularkan ke masyarakat. Dengan begitu, semakin banyak pihak yang menerapkan zero waste, semakin berdampak baik untuk lingkungan khususnya upaya menekan produksi sampah.

"Kalau itu bisa dikembangkan termasuk oleh UMKM itu sirkularnya bisa berjalan bisa sirkular ekonomi di dalamnya dari waste ke produk. Jadi menurut saya justru itu sesuatu yang positif dan harus ditularkan ke masyarakat," ujarnya.




(bba/tya)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads