Melihat Penyusutan Air Waduk Jatigede di 2023 dari Citra Satelit

Melihat Penyusutan Air Waduk Jatigede di 2023 dari Citra Satelit

Nur Azis - detikJabar
Rabu, 04 Okt 2023 08:30 WIB
Foto udara permukiman warga yang muncul ke permukaan di pesisir Waduk Jatigede yang mengering di Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (3/10/2023). Warga mengatakan sudah hampir tiga bulan, debit air Waduk Jatigede mengalami penyusutan sehingga permukiman warga di Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja kembali muncul ke permukaan.
Waduk Jatigede Surut, Bekas Desa yang Tenggelam Kembali Muncul. (Foto: Antara Foto/Raisan Al Farisi)
Sumedang -

Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, mengalami penyusutan debit air sangat signifikan gegara kemarau di 2023. Dari pantauan detikJabar, Rabu (3/10/2023), di wilayah Cipaku, Kecamatan Darmaraja, tampak puing bangunan bekas permukiman warga mulai bermunculan ke permukaan.

Bahkan makam pendiri kerajaan Tembong Agung atau cikal bakal dari lahirnya Kerajaan Sumedang Larang, yakni Guru Aji Putih nyaris muncul ke permukaan setelah sebelumnya terendam waduk. Hal itu ditandai dengan munculnya ranting-ranting pohon yang mengelilingi makam.

Berdasarkan pengamatan citra satelit Sentinal Hub EO yang diunduh pada Selasa (3/10/2023), debit air Waduk Jatigede dapat terlihat mulai mengalami penyusutan cukup signifikan mulai Juli 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyusutan semakin masif di sepanjang area pesisir pada Agustus hingga September 2023. Gambaran yang ditampilkan detikJabar adalah wilayah bagian selatan dari Waduk Jatigede.

Di sana dapat terlihat seberapa banyak kawasan perairan Waduk Jatigede yang kembali menjadi daratan selama musim kemarau dari Juli hingga September 2023.

ADVERTISEMENT
Citra satelit penyusutan Waduk Jatigede Sumedang di 2023.Citra satelit memperlihatkan penyusutan Waduk Jatigede Sumedang di 2023. (Foto: Sentinelhub)

Agus Suratman (52), warga Desa Pakualam mengungkapkan surutnya volume air Waduk Jatigede sudah berlangsung selama 4 bulan atau sejak musim kemarau melanda. "Air waduk mulai susut dari bulan Juni (2023), sudah empat bulanan," ungkap Agus kepada detikJabar di lokasi belum lama ini.

Menurutnya, penyusutan genangan air Waduk Jatigede tahun ini menjadi salah satu yang terparah sejak 8 tahun terakhir. "Dua tahun ke belakang surutnya tidak seperti ini, kalau sekarang cukup parah," ujarnya.

Agus diketahui menjadi salah satu warga yang terdampak oleh penggenangan Waduk Jatigede pada tahun 2015 silam. Bangunan rumah miliknya pun masih terlihat di sana.

Saat muda, Agus bekerja di Kota Bandung, menjadikan rumahnya yang kini tergenang sebagai kampung halamannya. "Sekarang saya bersama keluarga tinggal di area atas masih di wilayah Desa Pakualam dan mata pencaharian saya sekarang serabutan, apa saja yang bisa dikerjakan untuk mengisi hari tua," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan warga setempat lainnya, Widah (51). Susutnya volume air Waduk Jatigede sudah berlangsung selama 4 bulan. "Surutnya air Waduk Jatigede sudah berlangsung empat bulan," ujarnya.

Akibat terjadinya penyusutan volume air menjadikan banyak puing-puing bangunan rumah bekas permukiman warga yang kembali terlihat. Sama halnya dengan Agus, Widah menjadi salah satu warga yang turut terdampak oleh adanya pembangunan Waduk Jatigede.

"Puing-puing bangunan rumah yang terlihat itu dari dua wilayah desa yakni Desa Cipaku dan Desa Pakualam," ucapnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads