Terik matahari menerpa kulit jemaah kala melaksanakan Salat Istisqa di Alun-alun Cimahi, Kota Cimahi. Matahari tepat berada di ubun-ubun pada Selasa (3/10/2023) pukul 12.00 WIB.
Dua ratusan orang lebih rela berpeluh keringat dibakar panas demi memohon turunnya hujan yang sejak tiga bulan belakangan tak pernah membasahi tanah Kota Cimahi hingga berujung kekeringan.
Sebagian jemaah perempuan yang berada di belakang saf jemaah laki-laki, melindungi diri menggunakan payung warna-warni yang mereka bekal. Sebagian jemaah laki-laki, menutupi kepala menggunakan sajadah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua rakaat Salat Istisqa yang dipimpin imam Masjid Agung Kota Cimahi, dilaksanakan usai jemaah melaksanakan Salat Dzuhur. Setelahnya, khatib menyampaikan khutbah mengenai berkah air hujan dan doa-doa nabi saat meminta hujan turun.
"Jadi hari ini kita sama-sama melaksanakan Salat Sunah Istisqa untuk memohon hujan. Memang kondisinya karena terjadi kekeringan di Cimahi, sudah lebih dari 2 bulan ini," ujar Pj Wali Kota Cimahi, Dikdik S Nugrahawan usai pelaksanaan Salat Istisqa, Rabu (3/10/2023).
Dikdik mengatakan semua kelurahan di wilayah Kota Cimahi mengalami kekeringan dampak dari kemarau panjang. Untuk itu, ia meminta warga di wilayah lain juga menggelar Salat Istisqa.
"Hampir seluruh wilayah Cimahi ini mengalami krisis air bersih. Jadi ini yang mendasari kita melaksanakan Salat Istisqa hari ini. Tentu kita minta masyarakat di wilayah lain di Kota Cimahi melaksanakan kegiatan serupa," kata Dikdik.
Berdasarkan data BPBD Kota Cimahi, setidaknya 10 ribu jiwa atau sekitar dua ribu Kepala Keluarga (KK) mengalami kekeringan. Kondisi tersebut membuat warga harus mencari air bersih ke berbagai sumber untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan ada yang sampai membeli ke tetangganya yang masih punya sumber air.
Baca juga: 179 Hektare Lahan Sawah di KBB Kering |
"Upayanya kita dari Pemkot Cimahi sudah cukup banyak menyalurkan bantuan air bersih dalam tangki ke titik kekeringan dan krisis air bersih," ucap Dikdik.
Arahan lainnya yakni soal aktivitas pembakaran sampah oleh masyarakat yang mesti dihentikan sementara mengingat tingginya potensi kebakaran lahan.
"Memang beberapa waktu ini sering terjadi kebakaran lahan. Makanya kita imbau di musim kemarau, jangan membakar sampah dulu karena bisa saja merembet. Kan beberapa kejadian kebakaran lahan awalnya seperti itu," tutur Dikdik.
(dir/dir)