Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Cianjur masih di posisi terendah di Jawa Barat. Namun Herman berdalih jika hal itu terjadi lantaran warisan dari pemerintahan bupati sebelumnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS) sejak 2018 hingga Kabupaten Cianjur berada di penilaian IPM 2021 Cianjur berada di posisi paling bawah.
Pada 2018 IPM Cianjur di angka 64.62, pada 2019 mengalami kenaikan menjadi 65.38. Namun pada 2020 terjadi penurunan sebesar 0.02, sehingga IPM Cianjur berasa di angka 65.36.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu untuk 2021 IPM Cianjur naik menjadi 65,56 poin. IPM Cianjur di tahun lalu di bawah Kabupaten Tasikmalaya dengan 65.90 dan Garut dengan 66.45 poin.
"IPM Cianjur jelek sekarang, IPM kita paling terendah," ujar Bupati Cianjur Herman Suherman, Selasa (3/10/2023).
Menurutnya IPM Cianjur yang rendah saat ini dikarenakan warisan dari pemerintahan sebelumnya. Salah satunya terkait tidak fokusnya masalah pendidikan.
"Karena dulu tidak peduli pada pendidikan. Sakolah heg, henteu heh (sekolah silahkan, tidak sekolah silahkan). Sekarang zaman saya tidak boleh seperti itu. Wajib belajar 12 tahun," ungkap Herman.
Namun Herman tidak menyebut pasti pemerintahan siapa yang menyebabkan IPM Cianjur terendah di Jawa Barat. "Pokoknya yang sebelumnya. Dilihat saja dari usia penduduk yang sekarang mayoritas 21 tahun ke atas, dimana di usia tersebut tingkat partisipasi sekolahnya masih rendah," kata dia..
Herman menyebutkan jika saat ini angka rata-rata Harapan Lama Sekolah (HLS) di Cianjur baru mencapai 7,2 tahun. "rata-rwta lama sekolah masih di kelas 2 SMP," ujarnya.
Menurutnya untuk mencegah kesalahan tersebut terulang, pihaknya mewajibkan anak-anak usia sekolah untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.
"Sekarang saya pantau tiap lulusan SD wajib masuk SMP, dari SMP wajib ke SMA atau SMK. Kalau dulu tidak dipantau sehingga banyak anak-anak yang tidak sekolah," tegasnya.
"Bahkan saya juga upayakan universitas Suryakancana Cianjur menjadi PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dengan harapan rata-rata lama sekolah naik dengan banyaknya anak-anak yang mengenyam pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi," kata dia.
Selain itu, Herman juga mengatakan Pemkab akan menggenjot indikator lain yang bisa meningkatkan IPM.
"IPM bidang kesehatan dan ekonomi bisa kita upayakan dengan cepat. Sekarang juga banyak program yang kita jalankan. Tapi bidang pendidikan ga bisa instan, butuh waktu. Apalagi kemarin ada pandemi, dua tahun mereka tidak bisa belajar. Terus ada bencana alam di wilayah Cianjur Utara itu hampir delapan bulan (terhambat belajar). Tapi intinya semua sektor kita tingkatkan untuk mengejar kenaikan IPM," sambungnya.
(yum/yum)