Jabar Sepekan: Main-main Sejoli Garut hingga Keracunan Maut di KBB

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 01 Okt 2023 20:30 WIB
Sejoli Garut pemeran live mesum (Foto: Hakim Ghani/detikJabar).
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi pekan ini di Jawa Barat. Dari mulai sejoli live streaming berujung bui hingga PSI Cirebon dibayangkan sanksi usai deklarasi dukungan terhadap Ganjar Pranowo.

Berikut rangkuman beritanya di Jabar Sepekan:

Live Mesum Sejoli Garut

Sejoli di Kabupaten Garut berinisial HAP dan AS yang melakukan aksi mesum sambil live streaming untuk mendapatkan gift atau hadiah dan videonya tersebar di medsos terancam 12 tahun penjara.

Kasat Reskrim Polres Garut AKP Ari Rinaldo mengatakan, pihaknya saat ini sedang ngebut dan akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan.

"Kita akan koordinasi dahulu, setelah nanti berkasnya selesai, langsung akan kita limpahkan dalam waktu dekat," ungkap Ari, kepada detikJabar, Sabtu (30/9)

Ari menjelaskan, setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, HAP dan AS tetap menjalani pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan terbaru, keduanya mengaku beberapa kali melakukan aksi siaran langsung bersama di aplikasi media sosial.

"Siaran langsungnya beberapa kali, tapi yang mengandung konten asusila baru kali ini," ungkapnya.

Polisi juga sudah menelusuri data di akun media sosial yang digunakan keduanya untuk memproduksi konten mesum yang disiarkan secara langsung. Hasilnya, polisi memang hanya menemukan satu video bermuatan asusila.

"Tujuannya seperti yang disampaikan itu. Pertama adalah iseng, kedua selain iseng kan mereka dapat gift. Gift-nya berapa, kan macam-macam tuh, nanti kita akumulasikan," jelas Ari.

HAP dan AS dijerat oleh polisi dengan pasal yang berlapis. Yakni Pasal 4 ayat 1 huruf C dan E, Pasal 29 dan 8 Jo Pasal 34 UU RI Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Dan atau Pasal 27 ayat 1 Jo Pasal 45 ayat 1 UU RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Benda Misterius Hebohkan Cianjur

Warga Kabupaten Cianjur dihebohkan dengan benda berwarna putih melintas di atas langit. Kejadian itu, viral di media sosial (medsos).

Dari video yang beredar di medsos, terlihat benda langit tersebut berbentuk bulat lonjong dengan ekor berwarna putih di belakangnya. Terdengar beberapa warga juga menyebut benda itu meteor. Namun sebagian warga masih bingung dengan benda langit tersebut.

Warga Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku Bahri (28) mengatakan, benda langit tersebut terlihat melintas pada pukul 17.45 WIB.

Awalnya salah seorang temannya menunjuk ke arah langit. Namun dia menyangka jika yang ditunjuknya ialah bulan yang saat itu sudah mulai terlihat.

"Saya kira nunjuk ke arah bulan, ternyata ada benda langit lainnya di samping bulan. Bergerak ke arah Gunung Gede (barat)," kata Bahri, Rabu (27/9).

teki benda misterius itu akhirnya diungkap pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Profesor Riset Astronomi BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan jika benda misterius itu merupakan contrail.

Contrail merupakan jejak gas sisa pembakaran mesin pesawat yang disebut contrail. Kemunculan contrail itu juga dipengarui oleh pantulan cahaya matahari yang baru saja terbenam.

"Tampaknya itu contrail, jejak gas buang pesawat yang memantulkan cahaya matahari baru saja terbenam. Gerak pesawat tampak lambat," kata Thomas Djamaluddin kepada detikJabar, Kamis (28/9).

Dia menyebut hal tersebut sering muncul saat musim kemarau. Sebab, kondisi atsmosfer dalam kondisi yang dingin.

BRIN mengaku dalam beberapa hari belakangan juga sempat mendapatkan laporan serupa. Contrail muncul di wilayah Jakarta dan Bandung.

"Saat atmosfer di atas dalam kondisi dingin, seperti saat kemarau ini. Kemarin juga ada laporan dari Jakarta dan Bandung. Di Jakarta pesawatnya lebih tampak," katanya.

Makanan Cimin Buat Puluhan Siswa SD di KBB Keracunan

34 orang siswa SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat menjadi korban keracunan makanan berbahan baku tepung kanji yang dinamakan aci mini atau cimin. Dari 34 korban, 1 di antaranya meninggal dunia.

Dalam kejadian ini, korban keracunan tidak langsung bertumbangan. Korban mulai mengalami keracunan 1-2 hari usai mengkonsumsi makanan itu.

Kepala Puskesmas Saguling Burhan mengatakan, penyebab keracunan massal ini akibat makaman cimin yang dikonsumsi para siswa, Selasa, 26 September 2023 lalu.

"Dugaan penyebab itu jajanan cimin yang berasal dari olahan aci (tepung kanji). Rata-rata yang merasakan gejala itu memang mengonsumsi jajanan itu," kata Burhan.

Hingga Jumat, 29 September 2023 lalu, masih ada dua orang siswa yang masih menjalani perawatan. Sementara, lainnya sudah diperbolehkan pulang.

Burhan menambahkan, salah satu korban meninggal berinisial RRN (9), tak hanya karena keracunan saja, namun yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit penyerta.

"Ada 1 yang meninggal, di RS Dustira. Tapi karena punya komorbid atau penyakit penyertanya itu thalasemia. Riwayat kontrol rutin di RSHS," ujarnya.

Untuk korban yang sudah diperbolehkan pulang kini dalam pemantauan Dinas Kesehatan Bandung Barat.

Burhan sudah mengingatkan orangtua masing-masing anak agar memberikan makanan yang bergizi dan lembut selama masa pemulihan usai mengalami keracunan.

"Sebetulnya tidak ada pantangan makanan, yang penting selama pemulihan banyak minum dan makanannya harus yang lembut. Kedepannya kita sarankan membawa makanan dari rumah agar lebih higienis," jelas Burhan.

Sementara itu, pedagang cimin berinisial TA (74) yang menyebabkan 34 siswa SD keracunan dikenai wajib lapor oleh Polres Cimahi.

"Kita sudah periksa yang bersangkutan, kemudian dia hanya dikenai wajib lapor dan sudah dipulangkan ke keluarganya. Kita juga sudah periksa sejumlah saksi lainnya," kata Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono kepada wartawan, Jumat, 29 September 2023.




(wip/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork