Gerakan 30 September atau G30S PKI yang terjadi pada 30 September dan 1 Oktober 1965 menjadi peristiwa berdarah di Indonesia. PKI dituding bakal melakukan kudeta. Hingga akhirnya, pertempuran terjadi. Lantas bagaimana kondisinya di Bandung?
Setelah G30S/PKI terjadi di Indonesia, sejumlah informasi mengenai gerakan komunis mulai menyebar. Rencana-rencana kudeta yang dilakukan komunis, hingga pembantaian pun disebarluaskan di surat kabar dan lainnya, termasuk surat kabar Belanda pada 1965.
Surat kabar Belanda bernama Trouw edisi 2 November 1965 melaporkan, komunis merencanakan pembantaian besar-besaran di Bandung. Trouw menyebut sejumlah kuburan dengan ukuran besar telah digali oleh komunis di beberapa tempat di Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adanya rencana komunis untuk melakukan pembantaian besar-besaran terlihat dari kuburan-kuburan yang telah digali di banyak tempat, seperti kuburan berukuran delapan kali empat belas meter, dan kedalaman lebih dari dua meter di sebuah desa dekat Bandung," tulis Trouw seperti dikutip detikJabar, Sabtu (30/9/2023).
Trouw juga melaporkan adanya tudingan PKI berupaya menyabotase pasokan air, gas, dan listrik. Namun, upaya PKI itu dapat dicegah oleh masyarakat.
"Namun, kerusakan besar dapat dicegah karena tentara telah diperingatkan tepat waktu oleh warga sipil," tulis Trouw.
Trouw menutup laporannya dengan situasi kondisi di Indonesia saat G30S/PKI. Setelah berhasil menangkap orang-orang yang berafiliasi dengan PKI. Tentara pun menyiapkan penampungan di pulau-pulau sekitar Jawa waktu itu.
"Sepuluh ribu komunis telah ditangkap," tutup Trouw dalam laporannya.
Sementara itu, dalam laporan surat kabar bernama Friese Koerier edisi 6 November 1965 menyebutkan, soal penangkapan puluhan anggota PKI yang sejumlah daerah, seperti di Jawa Timur, Sukabumi, hingga Bogor. Friese Koerier juga melaporkan soal dokumen-dokumen rencana PKI. Kader komunis perempuan disebutkan memiliki misi untuk merayu para petinggi partai politik lain agar berkoalisi dengan PKI.
"Dilaporkan dari Bandung bahwa pihak berwenang telah menemukan dokumen komunis di kota dan sekitarnya, yang menyebutkan rencana pembakaran dan sabotase. Salah satu rencana ini juga menyebutkan sekelompok wanita cantik komunis yang seharusnya membujuk para pemimpin partai politik lain untuk mengabdi pada tujuan komunis," tulis Friese Koerier.
Surat kabar lainnya, yakni Twentsch dagblad Tubantia edisi 12 Oktober 1965 melaporkan situasi mencekam di sejumlah kota di Indonesia, seperti di unjuk rasa menentang PKI di Medan, dan jam malam yang dipersingkat di Jakarta. Kemudian, di Bandung juga adanya penghancuran markas PKI.
"Di Bandung (Jawa Barat), markas besar komunis setempat dan mesin cetak majalah komunis dihancurkan. Seluruh pengurus PKI cabang Bandung dilaporkan telah ditangkap," tulis Twentsch dagblad Tubantia.
(sud/orb)