8 Fakta Keracunan Aci Mini yang Renggut Nyawa Bocah SD

Round Up

8 Fakta Keracunan Aci Mini yang Renggut Nyawa Bocah SD

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 29 Sep 2023 08:30 WIB
ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom)
Bandung Barat -

Keracunan massal terjadi di Kabupaten Bandung Barat. Satu orang pelajar SD meninggal dunia akibat keracunan massal tersebut.

detikJabar merangkum fakta-fakta yang terungkap terkait keracunan tersebut. Berikut 7 fakta keracunan massal di Bandung Barat.

1. Korban Dirawat di Sejumlah Tempat Penanganan Medis

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban keracunan massal dilarikan ke Puskesmas dan sejumlah rumah sakit di wilayah Kota Cimahi dan KBB. Mereka mengalami gejala keracunan seperti muntah-muntah, diare, hingga demam.

Kepala Puskesmas Saguling Burhan mengatakan puncak kasus keracunan massal itu terjadi pada Kamis (28/9/2023) mulai pukul 01.00 WIB hingga pagi hari.

ADVERTISEMENT

"Untuk kasus keracunan massal ini, yang dirawat di puskesmas 15 orang, rawat jalan 13 orang, di RSCK 1 orang, RS Kartini 3 orang, klinik Assyida 1 orang, dan di RS Dustira itu 1 orang. Jadi sampai hari ini ada 34 orang," ujar Burhan saat ditemui di Puskesmas Saguling.

2. Jajanan Cimin

Burhan juga mengatakan dugaan penyebab keracunan massal itu yakni jajanan cimin atau aci mini berbahan dasar tepung kanji yang dikonsumsi para siswa itu pada hari Selasa (26/9).

"Dugaan penyebab itu jajanan cimin yang berasal dari olahan aci (tepung kanji). Rata-rata yang merasakan gejala itu memang mengonsumsi jajanan itu," kata Burhan.

Burhan menyebut saat ini siswa yang mengalami keracunan massal ditangani Puskesmas Saguling, rata-rata mengalami gejala khas mual, muntah, diare, demam.

"Semuanya sudah ditangani, kita lakukan rehidrasi karena mereka banyak muntah dan diare. Tapi sebagian sudah membaik kondisinya," ucap Burhan.

3. Diawali Muntah dan Diare

Camat Saguling Kemal Adhiyaksa mengatakan peristiwa keracunan ini bermula saat para siswa SDN 3 Jati itu mengeluhkan mual, diare, pusing, demam, dan muntah-muntah secara bersamaan. Gejala tersebut dirasakan para siswa usai mengonsumsi jajanan di sekolah.

"Jadi anak-anak ini jajan di hari Selasa ketika sekolah, nah Rabu mulai gejala panas, muntah, dan diare," ucap Kemal.

Sementara untuk saat ini, pihaknya masih menunggu perkembangan dari rumah sakit dan puskesmas terkait kondisi semua korban tersebut dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan uji laboratorium sampel makanan.

4. Sampel Cimin Diuji Lab

Sampel jajanan aci mini atau cimin yang diduga menyebabkan 34 siswa SD Negeri Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan dibawa ke Labkesda Jabar.

Burhan mengatakan, sampel yang dibawa itu merupakan bahan baku pembuatan cimin yang sebelumnya dikonsumsi para siswa hingga mengalami gejala keracunan.

"Sampel yang dibawa itu terigu (bahan baku), bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju, dan bahan baku cimin tepung singkong tapioka," kata Burhan.

Penyebab keracunan akan diketahui dengan pasti setelah sampel itu selesai diujicoba. Namun dugaan awal, cimin tersebut lah yang membuat para siswa mengalami keracunan.

5. Ada Pelajar Yang Tidak Keracunan

Kapus Saguling Burhan, mengatakan ada siswa lain yang mengonsumsi jajanan serupa namun tidak mengalami gejala keracunan. Hasil pemeriksaan, siswa itu tidak menambahkan bubuk cabai pada jajanan tersebut.

"Jadi ada beberapa (siswa) yang jajan dan mengonsumsi makanan itu, tetapi tidak memakai bumbu pedas nah tidak ada gejala (keracunan). Jadi indikasi lebih kuat dari situ (bubuk cabai)," kata Burhan.

6. Tim Medis Waspadai Lonjakan Korban

Kapus Saguling, Burhan menyatakan pihaknya mewaspadai lonjakan korban keracunan mengingat penjual jajanan cimin tersebut juga menjajakan jajanannya di sekolah lain yang bertetangga dengan SDN 3 Jati.

"Ada informasi, si penjual itu juga jualan di sekolah lain. Jadi kita menunggu antisipasi menyediakan bed (tempat tidur) dan kebutuhan lainnya apabila ada kejadian serupa," kata Burhan.

7. Satu Korban Meninggal Dunia

Satu dari 34 siswa SD Negeri Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang mengalami keracunan dinyatakan meninggal dunia.

Korban berinisial RNN yang baru berusia 9 tahun. Berdasarkan laporan, korban meninggal usai menjalani perawatan di RS Dustira, Kota Cimahi, pada Rabu (27/9) sekitar pukul 23.30 WIB.

Kepala Puskesmas Saguling, Burhan mengatakan kalau korban meninggal tak hanya karena keracunan saja, namun yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit penyerta.

"Ada 1 yang meninggal, di RS Dustira. Tapi karena punya komorbid atau penyakit penyertanya itu thalasemia. Riwayat kontrol rutin di RSHS," ujar Burhan saat ditemui.

8. Korban Keracunan Lain Masih Ditangani Medis

Sementara siswa lain yang mengalami keracunan massal, saat ini sudah mendapatkan penanganan dari Puskesmas Saguling dan rumah sakit lainnya lantaran rata-rata mengalami gejala khas mual, muntah, diare, demam.

"Semuanya sudah ditangani, kita lakukan rehidrasi karena mereka banyak muntah dan diare. Tapi sebagian sudah membaik kondisinya," ucap Burhan.




(sya/dir)


Hide Ads