Awetnya Kebakaran TPA Sarimukti Bikin 669 Warga Terpapar ISPA

Awetnya Kebakaran TPA Sarimukti Bikin 669 Warga Terpapar ISPA

Whisnu Pradana - detikJabar
Minggu, 24 Sep 2023 20:30 WIB
Gubuk pemulung yang ditinggalkan di TPA Sarimukti
Kebakaran TPA Sarimukti (Foto: Whisnu Pradana)
Bandung Barat -

Kebakaran TPA Sarimukti yang tak kunjung padam menimbulkan multiefek. Selain tersendatnya pembuangan sampah, kini lebih dari 500 orang terpapar ISPA.

Jumlah warga yang terdampak kebakaran itu juga terus bertambah. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, hingga 22 September setidaknya ada 669 warga yang terpapar ISPA.

Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto mengatakan sampai saat ini pihaknya sudah memeriksa seribu lebih warga yang terdampak kebakaran TPA Sarimukti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil pendataan kita, warga terdampak ISPA akibat kebakaran TPA Sarimukti itu ada 669 orang, itu catatan sampai 22 September kemarin," ujar Hernawan saat dihubungi, Minggu (24/9/2023).

Selain itu, ada juga warga lain yang mengalami gejala seperti bronchitis, sinusitis, disentri, hipertensi, hingga gastritis. Rata-rata mereka mengalami gejala itu karena terus menerus menghirup asap dari kebakaran TPA Sarimukti.

ADVERTISEMENT

"Jumlah yang mengalami gejala seperti bronchitis, gastritis, disentri, itu ada 218 orang. Kemudian asma ada 16 orang, dan batuk pilek ada 11 orang," kata Hernawan.

Sampai sejauh ini, kata Hernawan, hanya sedikit warga yang mengalami gejala parah akibat ISPA tersebut. Mereka dirujuk ke rumah sakit namun sudah sembuh usai menjalani perawatan.

"Yang parah sejauh ini cuma 4 orang. Mereka dirujuk ke rumah sakit, tapi sekarang sudah sembuh. Sisanya berobat jalan," kata Hernawan.

Dilihat dari segi kesehatan, Hernawan menjelaskan jika sampah yang ada di TPA Sarimukti harus dibakar dengan panas 600 sampai 700 derajat agar kandungan polutannya juga bisa hancur.

"Tapi sebetulnya sampah rumah tangga tidak disarankan dibakar, karena itu cukup berbahaya ke kesehatan manusia jika dihirup dan polutan mengendap di paru-paru," ucap Hernawan.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads