Bertambah 2, Guru Besar Unpas Kini Ada 34 Orang

Kabar Kampus

Bertambah 2, Guru Besar Unpas Kini Ada 34 Orang

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 24 Sep 2023 07:03 WIB
Pengukuhan dua guru besar Unpas.
Pengukuhan dua guru besar Unpas. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Jumlah guru besar di Universitas Pasundan (Unpas) Bandung bertambah dua orang. Sehingga, jumlah guru besar di Unpas kini mencapai 34 orang.

Jumlah itu akan terus bertambah ke depan. Bahkan hingga akhir tahun ini ditargetkan jumlah guru besar Unpas akan terus bertambah.

Dua guru besar yang baru dikukuhkan adalah M Budiana (Besar Bidang Ilmu Sistem Politik Internasional) dan Thimas Bustomi (Bidang Ilmu Administrasi Publik). Pengukuhan dilakukan di Aula Mandala Saba Kampus II Unpas, Kota Bandung, pada Sabtu (23/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangan yang diterima, Rektor Unpas Eddy Jusuf mengatakan saat ini Unpas telah memiliki 34 guru besar. Tahun ini akan bertambah lagi secara bertahap tujuh orang. Sehingga tahun ini Unpas akan memiliki 41 guru besar.

"Bagi lembaga kelahiran guru besar ini akan menjadi sebuah kekuatan. SDM di perguruan tinggi itu harus kuat karena guru besar adalah puncak karier seorang dosen," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya jadi seorang dosen tujuannya jangan menjadi struktural, tetapi tujuan seorang dosen itu harus menjadi guru besar.

Di saat bersamaan, Ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi menyebut sistem pendidikan tidak berdiri sendiri. Proses dan kinerja sistem pendidikan, termasuk proses dan kinerja perguruan tinggi, dikonstruksi secara sosial.

"Ia tunduk pada politik pendidikan yang berlaku di negeri ini, rentan terhadap kepentingan dan pengaruh kapitalisasi yang sangat perkasa, juga sering tidak berdaya mengkritisi budaya masyarakat karena merupakan bagian integral dari padanya," tuturnya.

Didi mengatakan hal itu merupakan pekerjaan rumah (PR) para dosen dan guru besar untuk memberi solusi dan kontribusinya bagi kelangsungan hidup negara dan bangsa sesuai dengan amanat kemerdekaan.

Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jabar-Banten Samsuri berharap dua guru besar yang baru ini harus produktif. "Saya sangat berharap kepada para guru besar ini bisa menjadi katalisator dosen-dosen yang lain, baik di Unpas maupun di perguruan tinggi yang lain untuk meningkatkan karir akademik," harapnya.

Menurutnya mutu dan kualitas perguruan tinggi adalah kualitas lulusan dan dosen. Semakin banyak guru besar dan dosen yang ada, perguruan tinggi harus produktif, baik dari hal penelitian, inovasi dan pengabdian kepada masyarakat.

Orasi ilmiah pun disampaikan Budiana yang merupakan salah satu guru besar yang baru dikukuhkan. Orasinya berjudul 'Strategi Pemerintah Joko Widodo dalam Menghadapi Dinamika Politik Internasional pada Saat Presidensi G-20 tahun 2022 dan KTT ASEAN tahun 2023'. Sedangkan Thomas menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul 'Administrasi Publik Baru: Dinamika Manajemen Publik Seiring Pergeseran 'Citizen to Netizen'.

Usia orasi ilmiah, Budiana mengatakan suatu capaian yang luar biasa bagi seorang dosen bisa menjadi guru besar. Setelah itu adalah bagaimana ke depannya untuk mempertanggungjawabkan sebuah etika akademik sebagai guru besar, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat dalam rangka mengabdi kepada bangsa dan negara.

Ketua KONI Jabar ini menyampaikan bahwa penelitian yang sering diteliti adalah seputar komunikasi, strategi politik juga sistem politik internasional. "Mudah-mudahan pemerintah bisa mendengarkannya. Termasuk stakeholder politik lain di luar pemerintahan," kata Budiana.

Sementara itu, Thomas mengatakan guru besar bukan hanya jabatan secara proposional saja, tetapi secara fungsional harus memberikan ruang dan peluang bagi siapapun untuk mengkaji ilmu pengetahuan.

"Tentu saja pencapaian guru besar ini akan memberikan kebarokahan bagi kita semua. Khususnya pada generasi penerus juga untuk sama-sama menimba ilmu dalam bidangnya masing-masing," ucapnya.

Menurutnya saat ini tantangan yang paling berat saat ini adalah pergeseran dari citizen to netizen, seharusnya peran netizen mencerminkan peran citizen yaitu bagaimana menyeimbangkan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

"Dengan perkembangan teknologi saat ini, kita sudah tidak bisa melihat lagi batas-batas antar negara. Oleh karena itu, mari dalam kesempatan ke depan harus mencerminkan sebagaimana nilai-nilai yang sudah diwariskan kepada kita bahwa apapun yang terjadi dalam perkembangan ini kita harus membumi harus mewariskan cita-cita luhur bangsa Indonesia," pungkasnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads