Menjadi penghulu nikah adalah pekerjaan yang sudah dilakoni oleh Sujai selama puluhan tahun. Sujai adalah penghulu yang kini bertugas di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
Pria 48 tahun itu telah menjalani pekerjaan sebagai penghulu sejak tahun 2000 atau saat usianya masih 25 tahun. Selama itu pula, tentu sudah ada banyak cerita atau pengalaman yang pernah dirasakan oleh Sujai.
Saat berbincang dengan detikJabar, Sujai sendiri mengaku sangat menikmati pekerjaan tersebut. Sebab menurutnya, menjadi penghulu nikah ada pekerjaan yang menyenangkan karena bisa berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai kalangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Senangnya itu kita bisa bertemu dengan masyarakat. Silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat. Dalam hajatan pernikahan itu semua kumpul," kata Sujai, di Cirebon, baru-baru ini.
"Jadi dalam acara hajatan pernikahan kadang-kadang ngga kelihatan ketika ada pejabat juga. Karena semua sama. Jadi silahturahminya kita luas. Panjang umur kalau silaturahmi itu. Banyak rezeki juga," ucap Sujai.
Meski mengaku sangat menikmati pekerjaannya, bukan berarti Sujai tidak pernah menghadapi tantangan saat menjalankan tugasnya sebagai penghulu nikah. Ada kalanya, Sujai harus mendapati raut kurang mengenakan dari keluarga calon pengantin saat dirinya terlambat datang.
Situasi seperti itu biasanya dapatkan Sujai ketika ada beberapa pasangan calon pengantin yang telah menentukan waktu pernikahan dalam waktu berdekatan.
"Dukanya jadi Penghulu itu kalau seandainya ada dua pelaksanaan nikah. Dan yang satunya kita telat datang. Udah pasti ketar-ketir tuh, gelisah. Karena pasti kita dicemberutin," ucap Sujai.
"Padahal kadang bukan salah kita. Misalkan ada pelaksanaan nikah jam 8 dan jam 9. Kadang-kadang yang jam 8 itu ngaret, selesainya sampai jam 9 atau jam setengah 10. Kemudian yang jam kedua itu kita harus sudah siap, karena kemungkinan besar dimarahin atau dicemberutin. Tapi tidak semuanya begitu. Banyak juga yang memaklumi," kata Sujai melanjutkan.
Selain itu, tidak adanya waktu libur yang pasti juga menjadi tantangan lain bagi para penghulu nikah. Sujai sendiri mengaku sangat jarang bisa berkumpul dengan keluarga di saat waktu libur. Baik di akhir pekan maupun pada momen-momen libur lainnya.
"Dukanya itu ya kita tidak bisa menikmati libur seperti ASN yang lain. Yang hari kerjanya dari Senin sampai Jumat. Dari jam 8 sampai jam 4 sore. Kalau kita tidak bisa. Kadang-kadang di luar jam kerja, sore, malam, bahkan di hari libur Lebaran kita sih kerja terus melayani masyarakat," kata Sujai.
Terlebih, di hari libur setelah Lebaran, Sujai bahkan bisa lebih sibuk karena banyaknya masyarakat yang melangsungkan pernikahan. Oleh karenanya, ketika bisa menikmati momen liburan bersama keluarga, hal itu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi Sujai.
"Karena ramainya pernikahan itu justru di hari-hari setelah Lebaran. Di weekend juga sama. Kalau orang-orang kan weekend bisa buat liburan, kalau kita ngga. Kita masih ngurusin pernikahan," ucap dia.
(yum/yum)