Peredaran rokok ilegal di Cimahi kian massif. Razia rutin yang dilakukan petugas Satpol PP tak membuat pelaku peredaran jera.
Belakangan, Satpol PP Kota Cimahi menerima laporan soal modus baru penjualan rokok ilegal dengan menawarkan langsung ke pembeli di tempat umum.
Kepala Bidang Penegakan Perda pada Satpol PP Kota Cimahi, Ranto Sitanggang, mengatakan praktik penjualan rokok ilegal itu dilaporkan terjadi di kawasan Alun-alun Cimahi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita terima laporan soal praktik baru penjualan rokok ilegal. Itu dijual langsung ke pembeli, jadi sistem bertemu. Nah laporannya itu terjadi di Alun-alun Cimahi," kata Ranto saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jumat (15/9/2023).
Penjualnya, kata Ranto, biasanya membawa tas yang berisi rokok ilegal. Ia menawarkan barang tersebut ke orang-orang yang terlihat sedang merokok lalu transaksi terjadi di tempat.
"Jadi penjualan seperti itu mungkin lebih mudah, karena langsung menawarkan ke pembeli. Biasanya kan yang beli datang ke warung, nah ini dibalik. Barangnya itu rata-rata disimpan di dalam tas," kata Ranto.
Namun saat ini pihaknya masih menelusuri penjual rokok ilegal dengan modus baru tersebut agar bisa segera diamankan dan didalami darimana sumber rokok ilegal tersebut.
"Untuk saat ini kita masih melakukan penelusuran terkait orang yang menjualnya. Mudah-mudahan bisa segera diungkap," ucap Ranto.
Sejak awal tahun hingga Agustus 2023, pihaknya sudah melaksanakan lima kali razia rokok ilegal ke warung-warung kecil dan toko grosir di wilayah Kota Cimahi.
"Kita sudah lima kali melaksanakan operasi razia rokok ilegal. Dari lima kali kegiatan, total ada 90 ribu batang rokok ilegal berbagai merek yang kita sita," ucap Kasi Lidik dan Sidik pada Satpol PP Kota Cimahi, Karsa Hudan Wiradiharja.
Menurutnya, kesulitan pemberantasan peredaran rokok ilegal karena tingginya permintaan dari masyarakat yang membuat penjual mau bersusah payah menjual barang tersebut dengan potensi keuntungan besar.
"Rokok ilegal ini memang melihat tren. Jadi saat ini banyak permintaan otomatis suplai banyak. Untuk yang menjual ada warung, grosir, rata-rata membeli melalui jasa titipan dan online," kata Karsa.
(dir/dir)