Minimnya 'Alat Tempur' Damkar Cirebon di Tengah Tingginya Potensi Kebakaran

Minimnya 'Alat Tempur' Damkar Cirebon di Tengah Tingginya Potensi Kebakaran

Ony Syahroni - detikJabar
Rabu, 13 Sep 2023 10:00 WIB
Armada pemadam di Kantor Damkar Kota Cirebon
Armada pemadam di Kantor Damkar Kota Cirebon (Foto: Ony Syahroni/detikJabar).
Cirebon -

Musim kemarau membuat petugas pemadam kebakaran di Kota Cirebon jadi lebih sibuk biasanya. Sebab, di tengah situasi seperti ini, potensi kebakaran menjadi semakin tinggi. Hal itu membuat petugas harus terus bersiaga agar bisa segera bergerak cepat ketika terjadi kebakaran.

Namun sayangnya, di situasi seperti ini, para petugas Damkar ini tidak didukung oleh berbagai perlengkapan yang memadai. Khususnya peralatan yang biasa mereka gunakan saat melakukan aksi pemadaman api.

Kasi Kesiapsiagaan, Operasi dan Penyelamatan Damkar Kota Cirebon Nurjaman mengatakan, saat musim kemarau, pihaknya biasa menerima lima hingga enam laporan kebakaran setiap harinya. Hal ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan situasi di luar musim kemarau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehari bisa lima sampai enam laporan. Dan didominasi itu kebakaran lahan. Kalau di luar kemarau seminggu sekali juga belum tentu ada (laporan)," kata Nurjaman saat berbincang dengan detikJabar di Cirebon, Selasa (12/9/2023)

"Jadi memang signifikan sekali meningkatnya (jumlah laporan) ketika musim kemarau. Dan memang kebanyakan itu laporan tentang kebakaran lahan," tambah dia.

ADVERTISEMENT

Hanya saja, kata Nurjaman, di tengah banyaknya laporan kebakaran saat musim kemarau, pihaknya cukup kesulitan untuk bergerak cepat ketika terjadi peristiwa. Hal ini disebabkan karena minimnya armada pemadam yang dimiliki oleh Damkar Kota Cirebon.

Saat ini, dari total delapan unit armada pemadam yang dimiliki Damkar Kota Cirebon, hanya tiga yang masih bisa beroperasi. Sedangkan lima unit sisanya sudah dalam kondisi rusak berat hingga tidak bisa digunakan.

"(Minimnya armada pemadam) memang cukup menyulitkan juga. Harapan saya sih bisa dilakukan perbaikan saja untuk armada-armada ini," kata dia.

Menurut Nurjaman, setiap daerah seharusnya bisa memiliki posko-posko pemadaman kebakaran di tiap kecamatan. Dan di setiap posko tersebut, setidaknya ada dua unit pemadam yang disiagakan.

"Kalau kita bicara wilayah manajemen kebakaran (WMK), setiap satu kecamatan itu seharusnya punya satu posko. Kemudian di setiap posko juga harus ada dua unit armada pemadam. Dan armada-armada itu juga harus dalam kondisi yang sehat," kata Nurjaman.

(mso/mso)


Hide Ads