Hartono (41) akrab disapa Kelep, terpaksa membunuh macan tutul jawa karena terancam. Ia mengaku hewan tersebut terlihat siap untuk menyerang. Terlebih situasi saat itu sang macan sudah berada dekat dengan permukiman warga.
"Kalau tidak meraung dan tidak seperti mau menerkam enggak saya juga mending di tinggal. (Macan) Larinya menuju permukiman di bawah, memang di situ hutannya kecil tapi ke sebelah sana besar," tutur Kelep saat menceritakan peristiwa yang dihadapinya, Selasa (12/9/2023).
Warga Desa Pasir Baru itu juga menyebut, saat itu posisinya dengan sang macan hanya sejauh antara 3 sampai 4 meter. Di belakang tempatnya berdiri terdapat sungai kecil, posisinya tanpa pilihan, melawan atau diterkam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (jaraknya) itu sekitar 3 sampai 4 meteran lah, jadi dekat enggak jauh, mau melempar juga dekat sekitar 4 meteran, soalnya pososi sawahnya kecil, jadi kalau kita mundur ke belakangkan ada semacam sungai kita jatuhnya ke situ," ujarnya.
"Sekitar dua meteran lah gawirnya jadi terpaksa melakukan perlawanan, batunya itu sebesar agak gedean dari bola kasti, dua kepalan tanganlah memang dia dari awal sudah siap menyerang kami," imbuh dia menambahkan.
Diketahui, pada Rabu (6/9) Kelep memang sengaja beraktivitas seperti hari biasanya mencari madu. Namun, peristiwa yang mungkin tidak akan terlupakan seumur hidupnya itu terjadi.
"Dari awal saya mau ke hutan rencananya mau mencari lebah madu, saya kebetulan pas menelusuri hutan ini kan, pas pasawahan pas itu saya ketemu lagi sama hutan, perbatasan antara hutan dan sawah di situ saya ketemu macan itu, saya bawa anjing 3 yang dua ngejar babi sebelah sini ke kampung Mak erotnya (Cigadog) ke sana, yang satunya itu ke saya," kata Kelep.
Cerita soal kemunculan Macan Tutul mempertegas kabar yang berseliweran selama ini di masyarakat setempat. Namun saat itu tidak ada yang mempercayai kisah adanya macan tutul itu karena hanya sekadar cerita yang lewat lalu terlupakan.
"Kenapa sekarang musim kemarau panjang (macan) ada keluar menampakan diri, kalau dulu itu hanya anjing yang dibawa berburu babi pulangnya cacat, setiap masuk ke hutan ada luka bekas cakaran. Atau ternak yang dimangsa, awalnya kecurigaan pada hewan ajag (anjing hutan) tapi ternyata macan," kata Jaka Suharman, warga setempat.
(dir/dir)