Macan tutul Jawa mati di tangan warga Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Warga terpaksa mengakhiri hidup hewan predator itu karena mengancam.
Berikut fakta-fakta yang dihimpun detikJabar dari kejadian tersebut.
1. Dibunuh Pencari Madu
Seekor macan tutul Jawa mati usai dilempar batu sekelompok warga yang tengah mencari madu di Kampung Cikondang, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, hewan bernama Latin panthera pardus melas itu juga disabet golok hingga terkapar. Foto-foto hewan dengan tutul-tutul di sekujur tubuhnya itu beredar di aplikasi perpesanan. Kabar itu diutarakan Kepala Desa Pasir Baru, Hidayah.
"Itu di wilayah saya, kejadiannya beberapa waktu lalu. Posisi saat itu ada warga mau ambil madu saat ke hutan ada yang berkelebat. Anjing yang dibawa warga langsung mengejar," kata Hidayah, Senin (11/9/2023).
2. Warga Terpaksa Melawan
Kades Pasir Biru Hidayah mengatakan warga terpaksa melawan karena hewan dengan ciri khas tutul-tutul di tubuhnya itu terlihat mengancam. Hewan itu diketahui ditemui warga di kawasan hutan di Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
"Dikejar (macan tutul) sudah ada di depannya, didekati oleh anak-anak karena anjing terus menggonggong akhirnya disikat pakai batu, kena careham (geraham) di bagian kepala karena mau menyerang anak-anak. Serem kata anak-anak akhirnya (dilempar) pakai batu, daripada membahayakan. Setelah itu langsung pakai golok," ujar Hidayah, Minggu (10/9/2023).
Penelusuran detikJabar, peristiwa itu terjadi pada Rabu (6/9) sekitar pukul 09.00 WIB. Foto-foto mayat macan tutul juga tersebar di aplikasi perpesanan. Salah satu foto menunjukkan hewan itu dipegang warga, sementara foto lainnya memperlihatkan kepala hewan itu diinjak sepatu bot.
Pria inisial Kal, salah seorang warga yang ikut saat kejadian mengatakan peristiwa itu terjadi saat ia dan sejumlah warga ke hutan untuk mencari madu. Sampai tiba-tiba berhadapan dengan hewan tersebut.
"Mau ke hutan pas amprok, mau ngodeng pasamprok jeung macan eta langsung ngahereungan, oleh saya dilakonan ku limaan. (Mau ke hutan berhadapan, mau mencari madu berhadapan dengan macan itu langsung menggeram. Saat itu saya berlima) di situ dapat, begitu kejadiannya," kata Kal kepada detikJabar.
3. Kisah Macan Tutul Sudah Lama Didengar Warga
Seekor macan tutul jawa tewas di tangan warga yang tengah mencari madu hutan atau dikenal odeng, ternyata kabar soal adanya hewan bernama Latin Panthera pardus melas di kawasan hutan itu sudah bertahun-tahun didengar warga.
Namun, kala itu warga hanya mendengar cerita-cerita biasa tanpa bisa membuktikan keberadaan hewan tersebut. Selain itu, hewan ternak hingga peliharaan juga banyak yang dimangsa.
"Kalau kabar soal macan itu sudah sejak lama bahkan saat saya masih kecil sudah sering mendengar. Katanya ada yang melihat, kadang juga ada yang mendengar geraman atau auman macan," kata Hartono (41) alias Kelep warga Kampung Cigadog, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi kepada detikJabar, Senin (11/9/2023).
Kelep menyebut warga di Kampung Mak Erot, begitu ia menyebut nama lain Kampung Cigadog, memang sudah lama mendengar soal keberadaan hewan tersebut.
"Warga menyebutnya Kerud, ya macan tutul ya sudah lama aheng (santer). Mulai dari ternak warga seperti ayam, bebek, kambing sampai peliharaan anjing di Kampung Mak Erot ini juga pernah dimangsa. Bahkan saat saya kecil, saya melihat sendiri ada kambing yang dicekik dan luka di punggung karena mau dimangsa," ungkap Kelep.
4. Sesal Hartono Usai Bunuh Macan Tutul
Hartono (41) akrab disapa Kelep mengaku menyesal usai membunuh macan tutul jawa (Panther pardus melas) yang ia temui saat mencari madu di kawasan hutan Legok Paku, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (6/9/2023) pagi.
Ia berangkat bersama sejumlah temannya yang juga pencari madu, diantaranya Ismail (25) dan Asep (27). Kawasan hutan Legok Paku merupakan area hutan adat yang memang kaya akan habitat lebah madu. Tidak hanya warga setempat, banyak warga dari daerah lain yang juga kerap mendatangi kawasan itu.
"Memang niatnya mau ke hutan mencari lebah madu, saya kebetulan pas menelusuri hutan ini kan, pas area persawahan perbatasan antara hutan dan sawah di situ saya melihat macan itu, meloncat" kata Kelep di kediamannya, Kampung Cigadog, Desa Pasir Baru, Senin (11/9/2023).
Saat itu, teman-temannya berpencar Kalep khawatir macan itu melompat dan lari ke arah perkampungan. Ia bergegas memeriksa, sampai akhirnya ia saling bertatapan dengan macan tutul jawa itu. Spontan Kelep berteriak kepada temannya. Kondisi macan saat itu mengeluarkan geraman.
Kelep mengaku terpaku saat itu, namun ia berusaha tetap tenang. Macan yang ia temui terlihat menyeringai memperlihatkan taringnya. Kelep mengklarifikasi keterangan sebelumnya bahwa ia yang melempar batu, ternyata temannya yang bernama Ismail yang melempar.
"Posisinya sejauh kurang lebih 3 sampai 4 meter, saat itu teman saya mengambil batu ukuran dua kali bola kasti. Langsung dilempar ke arah kepala kena careham (geraham). Posisi benar-benar saat itu macan ini mau menyerang kami dan bahkan bersiap lari ke arah perkampungan," ujar Kelep.
5. Siap Menyerahkan Kulit Macan
Hartono mengaku menyesal setelah membunuh hewan tersebut, namun ia tidak ada pilihan selain membela diri saat itu.
"Saya dari awal juga sudah tahu bahwa hewan ini dilindungi, cuma saya merasa terpaksa. Namun semua yang ada di sini mau saya serahkan ke pihak berwajib," lirihnya.
Kelep kembali menegaskan ia menyesal, namun tidak ada pilihan lain karena posisi hewan itu lari ke arah bawah dan bukan ke atas ke dalam hutan.
"Memang si hewan itu mau lari ke permukiman, makanya saat itu lari ke bawah karena si macan mau ke permukiman, kalau ke atas enggak akan saya kejar. Namanya dalam hutan situasinya lain, pas mau ke permukiman mau ke persawahan mau ke permukiman, jaraknya kurang dari satu kilometer," ungkapnya.
Simak Video 'Cerita Warga Sukabumi Terpaksa Bunuh Macan Tutul Jawa Gegara Terancam':