Penyusutan luas tanam untuk komoditas produksi padi terjadi di Kabupaten Sumedang. Lantas apa saja faktor penyebabnya?
Kepala Bidang Tanaman Pangan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Sumedang menyebut, luas tanam untuk komoditas tanaman padi mengalami penyusutan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau dulu-dulu ada sekitar 89.000 hektare hingga 90.000 hektare luas tanam padi itu, sementara sekarang menjadi 74.000 hektar pada tahun 2023 ini," ungkap Nunung saat kepada detikJabar belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nunung menyebut, penyusutan tersebut terjadi yang beberapa di antaranya imbas adanya proyek strategis nasional dan sejumlah proyek hunian. "Berkurangnya luas tanam pertama akibat adanya Waduk Jatigede, kemudian proyek jalan tol, lalu dipakai untuk perumahan, terus ada yang dipakai buat bangun toko dan sebagainya," ungkapnya.
Nunung menyebut, sementara untuk luasan lahan baku atau tetap bagi komoditas padi di Kabupaten Sumedang sendiri dari yang sebelumnya 31.167 hektare, kini menjadi 31.164 hektare pada tahun 2023.
"Lahan baku itu lahan tetap pertanian yang kini luasnya 31.164 hektar, karena kalau padi itu dalam satu tahun ada yang bisa menanam dua kali sampai tiga kali tanam yang jumlahnya ada sekitar 74.000 hektar luas tanam" paparnya.
Penyusutan luas tanam komoditas padi kemungkinan akan kembali mengalami penyusutan dengan adanya Proyek Rebana Metropolitan. Sementara kebutuhan komoditas padi untuk pemenuhan warga Sumedang sendiri ditaksir mencapai 102.706 Ton setiap tahunnya.
"Dengan asumsi 1.154.000 jumlah penduduk Sumedang dikalikan dengan 89 kilogram kebutuhan beras per orang per tahun, tinggal dikalikan," tuturnya.
Sementara tahun 2023 sendiri, DPKP Sumedang menargetkan untuk produksi padi di angka 460.000 ton. target tersebut meningkat dibandingkan dengan reallisasi panen padi pada tahun sebelumnya yang diklaim mencapai sekitar 440.000 ton.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang, realisasi produksi padi hingga Juli 2023 ini telah mencapai 306.309 ton. Nunung mengklaim target produksi padi tahun 2023 sendiri kemungkinan bakal tercapai meski saat ini tengah dilanda musim kemarau.
"Kemarin juga hasil ubinan (perkiraan hasil panen tanam) BPS dan provinsi bersama kita untuk padi organik di Cikurubuk hasilnya 8,56 ton per hektar padahal kita ditarget 6 ton, jadi lebihnya ada 2,56 ton per hektar," terangnya.
(orb/orb)