Bangunan bersejarah yang menjadi tempat Kongres Koperasi pertama di Jalan Moch Hatta Kota Tasikmalaya ambruk akibat lapuk dimakan usia.
Bangunan tua yang persis berada di belakang Tugu Koperasi itu kini bagian atapnya tampak ambles, konstruksi kayu bagian atas bangunan terlihat berantakan.
Padahal pada 12 Juli 1947, di bangunan itu dilaksanakan Kongres Koperasi yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Moch Hatta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Pusat Koperasi Kota/Kabupaten Tasikmalaya (PKKT) Agus Rudianto mengatakan, ambruknya bangunan bersejarah itu sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu.
"Iya ambruk karena lapuk dimakan usia," kata Agus, Selasa (29/8/2023).
Agus mengatakan, pihaknya bukan tak ingin merenovasi kerusakan bangunan bersejarah itu, namun sejauh ini belum memiliki biaya. Dia menambahkan, bangunan itu memang merupakan aset milik PKKT.
"Biaya renovasinya cukup tinggi, kami belum memiliki biaya yang cukup," kata Agus.
Dia mengatakan, selama ini pihaknya berharap ada bantuan dari pemerintah, tapi sejauh ini upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil.
"Harapannya ada bantuan dari pemerintah. Sebenarnya bantuan itu tak harus berupa dana, tapi bisa bantuan kebijakan, misalnya dengan memanfaatkan CSR dari BUMN atau BUMD. Kemudian teknis pengelolaannya bisa kita bicarakan lebih detail," kata Agus.
Dia mengatakan, bangunan ini memiliki nilai historis yang cukup tinggi, terutama berkaitan dengan sejarah koperasi di Indonesia.
"Jelas ini adalah aset historis, tidak hanya bagi masyarakat Tasikmalaya namun bagi masyarakat Indonesia. Terus terang kami juga gregetan jika melihat kondisi sekarang," kata Agus.
Agus menjelaskan, pihaknya sudah menyusun rencana pembangunan atau renovasi gedung bersejarah itu. Konsepnya bangunan itu dijadikan pusat bisnis koperasi.
"Kalau rencana sudah ada, kami akan buatkan museum koperasi, kemudian ada pusat bisnis koperasi. Jadi selain menjadi wahana edukasi sejarah, juga tetap berfungsi sebagai lokasi bisnis koperasi," kata Agus.
Dia juga memaparkan bangunan itu terakhir digunakan pada tahun 2021, dimanfaatkan sebagai pabrik tenun. "Terakhir digunakan 2021, bangunan semakin lapuk dan membahayakan. Di sisi lain kegiatan pabrik tenun pun lesu terdampak pandemi. Sehingga akhirnya ditutup dan akhirnya ambruk," kata Agus.
Dia mengatakan, selain menjadi lokasi Kongres Koperasi, bangunan itu juga sempat menjadi sasaran serangan Belanda. Bangunan itu dibakar, sehingga membuat dokumen-dokumen kongres musnah.
"12 Juli 1947 dijadikan tempat kongres, setahun kemudian ada agresi Belanda, nah bangunan ini jadi korban. Dibakar Belanda, sehingga dokumen banyak yang terbakar. Setelah itu baru dibangun kembali," kata Agus.
(mso/mso)