Misteri Kematian Heroik Pemuda Korea Selatan Saat Bela Rakyat Garut

Lorong Waktu

Misteri Kematian Heroik Pemuda Korea Selatan Saat Bela Rakyat Garut

Hakim Ghani - detikJabar
Selasa, 29 Agu 2023 08:00 WIB
Yang Chil-seong (ditandai merah), Usman Katsuo, dan Abu Bakar Masahiro Aoki
Yang Chil-seong (ditandai merah), Usman Katsuo, dan Abu Bakar Masahiro Aoki (Foto: Istimewa)
Garut -

Yang Chil Sung, atau Yang Chil Seong, alias Yanagawa Shichise atau Komarudin, memang tak setenar seperti artis Korea Selatan masa kini. Tapi ia, memiliki jasa yang sangat besar untuk Indonesia, khususnya bagi masyarakat Garut.

Yang Chil Seong merupakan pemuda asal Korea Selatan yang dipaksa Jepang menjadi penjaga tahanan di masa Perang Dunia II di Indonesia.

Dia kemudian dikirim ke Indonesia dan mendapatkan tugas untuk menjaga tahanan di Kota Bandung pada tahun 1942. Setelah Jepang tumbang dalam perang, Yang Chil Sung tak bisa kembali ke negaranya dan terjebak di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 1946, Yang Chil Sung dan para tentara Jepang di Bandung terlibat pertempuran dengan Pasukan Pangeran Papak dari Wanaraja, Garut. Tapi, mereka menyerah dan akhirnya ditawan Pasukan Pangeran Papak, kemudian dibawa ke Garut.

Dalam perjalanannya, sejumlah tentara Jepang dan para pemuda Korea Selatan, kemudian memilih membela Indonesia dan masuk Islam. Mereka kemudian diislamkan, oleh ulama. Yang Chil Sung kemudian merubah namanya menjadi Komarudin.

ADVERTISEMENT

Dalam perjalanannya, Yang Chil Seong dan kawan-kawannya kemudian sangat banyak membantu masyarakat Garut, yang kembali menghadapi Belanda di masa pasca kemerdekaan. Setidaknya, ada empat nama orang asing yang paling dikenang. Mereka adalah Yang Chil Sung, Masahiro Aoki alias Abubakar, serta Katsuo Hasegawa alias Usman, dan Guk Jae Man atau Soebardjo.

Mereka dikenal menjadi dalang di balik gagalnya beragam rencana Belanda untuk menyerang kawasan Wanaraja, Garut. Yang paling terkenal, adalah aksi Yang Chil Sung kala memimpin peledakan jembatan Sungai Cinunuk pada tahun 1948.

Lantaran aksi mereka yang cerdik, Belanda berang bukan main. Yang Chil Sung dan kawan-kawan, akhirnya menjadi buronan kelas kakap kala itu. Mereka, kemudian tertangkap di akhir tahun 1948, di kawasan Gunung Dora, perbatasan Garut-Tasikmalaya.

Ada lima orang yang tertangkap Belanda di Gunung Dora, pada 25 Oktober 1948. Yakni Yang Chil Sung, Aoki, Hasegawa, Guk Jae Man dan Letnan Djoehana. Sehari berselang, Guk Jae Man dilaporkan dieksekusi mati, karena mencoba melarikan diri.

Yang Chil SungYang Chil Sung Foto: Dok. KBS

Sementara empat orang lainnya, kemudian diadili di Pengadilan Militer pada 20 Februari 1949. Aoki, Yang Chil Sung dan Hasegawa, divonis mati. Sedangkan Letnan Djoehana yang pandai berbahasa Belanda melakukan pembelaan dan kemudian hanya dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup.

Kematian ketiga pahlawan asing ini, kemudian menjadi perdebatan. detikJabar, sempat melancong ke makam Yang Chil Sung, Aoki dan Hasegawa di Taman Makam Pahlawan, Garut. Berdasarkan pantauan detikJabar, di batu nisan ketiganya, tertulis 10 Agustus 1949, yang menjadi tanggal tewasnya trio ini.

Namun, ada fakta berbeda yang didapat detikJabar. Berdasarkan hasil penelusuran detikJabar pada arsip-arsip koran Belanda, melalui situs terbuka delpher.nl, sejumlah koran Belanda tempo dulu menyebut jika Yang Chil Sung meninggal dunia pada bulan Mei 1949. Media de Vrije Pers dalam sebuah artikel yang terbit di tanggal 25 Mei 1949 menyebut, jika Yang Chil Sung dieksekusi mati pada tanggal 22 Mei 1949.

"Dini hari tanggal 22 Mei, hukuman mati dilaksanakan di Garut terhadap Aoki Jepang alias Abubakar, Hasegawa alias Uetman, dan Yanagawa, alias Komaroedin. Yang pada saat itu, telah dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Militer Khusus," bunyi laporan berbahasa Belanda dari de Vrije Pers.

Selain laporan de Vrije Pers, ada beberapa artikel Belanda lain, yang menyatakan jika Yang Chil Sung ini meninggal di bulan Mei 1949. Salah satunya, adalah laporan yang dibuat Indische Courant voor Nederland. Dalam laporan yang tayang pada 1 Juni 1949, mereka menyatakan Yang Chil Sung dkk tewas pada tanggal 21 Mei tahun itu.

"Hukuman mati dilakukan di Garut pada 21 Mei. Warga Jepang, Aoki alias Abubakar, Hasegawa alias Oetman dan Janagawa alias Komaroedin yang pada saat itu divonis mati oleh pengadilan militer khusus di Garut," tulis koran tersebut.

Sejarawan asal Garut, Warjita memiliki pandangannya sendiri terkait ini. Warjita lebih meyakini jika Yang Chil Sung dkk meninggal di tanggal 21 Mei.

"Kemungkinan yang benar adalah yang di arsip Belanda (tanggal 21 Mei)," katanya.

Sementara Bupati Garut Rudy Gunawan mengaku akan menelusurinya. Yang jelas, kata Rudy, Yang Chil Sung Cs gugur dalam perang karena dieksekusi oleh Belanda.

"Nanti kita cari tahu lagi. Karena kan mereka juga tidak langsung dimakamkan di Taman Makam Pahlawan," ucap Rudy kepada detikJabar, Senin (28/8/2023).

Terlepas dari teka-teki waktu kematian ketiganya, namun semua pihak sepakat, jika Yang Chil Sung, Aoki dan Hasegawa dieksekusi mati oleh Belanda.

Yang Chil SungYang Chil Sung Foto: Detikcom/Hakim Ghani

Eksekusi mati ini, dilakukan di Kerkhof, atau yang sekarang dikenal dengan nama Sarana Olahraga (SOR) Merdeka di Kecamatan Tarogong Kidul.

Ada beragam kisah menarik, yang mengiring gugurnya tiga pahlawan ini. Yang pertama, mereka diketahui menyampaikan jika ingin dimakamkan secara Islam setelah dieksekusi mati. Mereka, juga meminta agar dipakaikan kemeja putih dan sarung merah saat ditembak mati.

Yang terakhir, konon kabarnya, mereka juga sebenarnya sempat ditawari untuk hidup oleh Belanda, dengan dikirim kembali ke negara asalnya. Namun, Yang Chil Sung berteriak 'Merdeka!' sebanyak 2 kali, hingga akhirnya dieksekusi mati.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads