Kala Elite NII Al-Zaytun Berikrar Setia ke NKRI

Round-Up

Kala Elite NII Al-Zaytun Berikrar Setia ke NKRI

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 29 Agu 2023 09:30 WIB
Foto areal sarana olah raga di Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (27/7/2023). Pondok Pesantren Al-Zaytun memiliki luas wilayah 1.200 hektar yang terdiri dari bangunan keperluan sekolah serta wilayah pertanian dan peternakan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Komplek Ponpes Al-Zaytun. (Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Bandung -

Sebanyak 31 antek Negara Islam Indonesia (NII) telah berikrar untuk setia ke Indonesia. Puluhan mantan NII itu berasal dari lingkungan Ponpes Al-Zaytun Indramayu pimpinan Panji Gumilang.

Mereka telah mencabut baiat dan mengucapkan janji setianya untuk Indonesia. Sumpah setia itu dilakukan di Gedung Sate, Minggu (27/8/2023). Puluhan mantan NII itu memutuskan untuk berikrar ke NKRI setelah Panji Gumilang ditetapkan tersangka oleh Bareskrim Polri.

"Ini kan setelah kejadian Al-Zaytun setelah Panji Gumilang sudah ditetapkan tersangka, ini ada beberapa komponen masyarakat yang sampai ke kami (datang), intinya bahwa mereka di NII tapi gak aktif, ada yang aktif juga, macam-macam," kata Kepala Badan Kesbangpol Jabar Iip Hidajat saat dihubungi detikJabar, Senin (28/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari 31 orang itu kami dalami, kami dengan BNPT dan BIN, sampai waktunya kami lapor ke gubernur, beliau minta untuk segera, yang sudah siap agar kembali ke NKRI. Maka kemarin diadakan ikrar janji ke NKRI," ujarnya menambahkan.

Para Elite NII

Ternyata, 31 mantan NII yang telah berikrar kembali itu mayoritas dari kalangan elite atau pejabat. Mereka menduduki jabatan wakil gubernur hingga kepala dinas.

ADVERTISEMENT

"Dari 31 orang ini, memang macam-macam ya, kesannya banyak para pejabat pemerintahan versi mereka. Ada wakil gubernur, versi mereka ya, ada kepala dinas, ada camat, macam-macam lah. Itu semua sedang diinventarisasi," jelasnya.

Iip mengungkapkan, 31 orang yang telah bertaubat tersebut mengaku terafiliasi di NII KW9 dan KW7 yang ada di lingkungan Ponpes Al-Zaytun. Saat ini, Kesbangpol masih terus mendata seberapa banyak orang yang terbaiat NII.

"Iya kami juga kan akhirnya membuka kontak person karena bisa jadi diantara mereka masih ada yang mau (taubat), masih ada yang takut, kan kita nggak paham," ucap Iip.

Di Ponpes Al-Zaytun sendiri kata dia, diketahui banyak yang terbaiat NII. Fakta itu didapat Iip dari pengakuan 31 orang yang sudah lebih dulu ikrar kembali ke NKRI.

"Dari informasi yang kami terima kemarin, ada dialog kan, kata mereka banyak. Nah banyak itu kan kami harus berdasarkan data ya. Kita nggak tahu mana yang NII mana yang bukan, harus berdasarkan pengakuan," tuturnya.

Selanjutnya, 31 orang yang sudah ikrar itu akan terus dipantau sembari dilakukan pendampingan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab negara kepada warga yang kembali.

"Makanya kemarin ada BNPT dan BIN tentu akan dipantau karena sudah kembali ke tanah air, mereka ingin ada perlindungan hukum, bisa jadi juga ada yang ketakutan, kesannya ada ancaman. Mereka ingin hidup bermasyarakat lagi, itu upaya mereka untuk kembali," ujarnya.

"Pendampingan pasti jangan dibiarkan, nanti kan banyak macamnya, ideologi, kehidupan dan pendidikan anak-anaknya akan diupayakan," tutup Iip.

Eksistensi NII

Gubernur Jabar Ridwan Kamil tam menampik kelompok NII saat ini masih eksis di tengah masyarakat. Orang nomor satu di Jabar itu menyebut NII memiliki pola dalam menghimpun dana. Pola itulah yang membuat Ponpes Al-Zaytun memiliki aset hingga dana yang fantastis.

"Kemarin sekitar 30-an pejabat struktural NII sudah insyaf melakukan komitmen kembali setia ke NKRI. Dilakukan upacara, kemudian mereka memberikan testimoni apa adanya dan memang NII masih nyata dalam versi mereka," kata gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu.

"Polanya adalah pengumpulan dana, makanya jangan kaget kalau Al-Zaytun punya anggaran sampai belasan triliun dan asetnya dimana-mana," imbuhnya.

Setelah sudah menyatakan ikrar kembali ke NKRI, Kang Emil menuturkan jika 31 orang tersebut mengaku menyesal pernah tergabung dengan kelompok NII. Bahkan menurutnya, saat ini ada sekitar 15 orang yang diduga masih berada di kelompok NII sudah menghubungi Kesbangpol Jabar untuk bertaubat.

"Mereka menyesali dan mereka akan mengajak struktur lainnya untuk melakukan hal yang sama. Dan Setelah saya posting dengan nomor yang tertera, ada sekitar 15 orang mengontak nomor telepon yang menyatakan ingin kembali ke NKRI dan meminta perlindungan," tegasnya.

Dari informasi yang diperoleh, Emil mengungkapkan jika masih banyak anggota NII yang berada di Ponpes Al-Zaytun. Menurutnya saat ini BNPT dan BIN masih terus memantau persoalan tersebut.

Peran Panji Gumilang

Kang Emil menjelaskan peran penting Panji Gumilang dalam NII. Ia menyebut Panji Gumilang merupakan otak dari cari-cara NII dalam mengumpulkan dana. Panji Gumilang yang kini jadi tersangka itu punya kuasa dalam memerintahkan anggotanya.

Bahkan, Kang Emil menyebut jika markas NII di Jabar salah satunya berada di Ponpes Al-Zaytun. "Iya markasnya di situ, Panji Gumilang-nya yang memerintahkan meminta dana. Makanya kenapa triliunan, setiap yang dibaiat hartanya diminta habis untuk perjuangan mereka," tegas Emil.

Namun setelah sadar, Emil menuturkan jika orang-orang yang terbaiat NII ingin kembali ke NKRI. "Setelah mengetahui ternyata Itu tidak sebaik yang mereka bayangkan dan sekarang juga Panji Gumilang dituntut 3 perkara, selain pelecehan agama, korupsi dan pencucian uang," jelasnya.

Masih kata Emil, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk melawan jika menemukan adanya indikasi kelompok-kelompok radikal, seperti NII di tengah masyarakat.

"Pokoknya lawan, semua yang memberikan narasi, tawuran, godaan, mengubah ideologi pancasila menjadi ideologi lain lain, indikasinya mereka mulai mengejek-ngejek pemerintahan, lambang negara, kalau ketemu seperti itu dilawan," tutup Emil.

(sud/iqk)


Hide Ads