Lomba kereta peti sabun di Kota Bandung yang selama ini vakum hingga 35 tahun lamanya, akhirnya terselenggara kembali akhir pekan ini (26-27 Agustus 2023). Perlombaan yang diikuti oleh ratusan peserta ini digelar di Jl Diponegoro, tepatnya di depan Museum Geologi.
Kepada detikJabar, Rafi yang merupakan salah satu peserta lomba kereta peti sabun dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mengaku mendapatkan informasi perlombaan tersebut dari Instagram dan berita-berita daring.
Momentum ini merupakan kali pertamanya mengikuti lomba kereta peti sabun. Kendati begitu, kendaraan untuk lomba telah ia persiapkan sejak lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kita juga sudah siap unitnya. Untuk yang kami buat itu tipenya urban concept jadi kayak mobil perkotaan seperti mobil-mobil biasa gitu seperti yang ada lampunya kayak gitu," ucapnya.
Ia juga mengatakan tentang proses pembuatan dari kereta peti sabun miliknya itu. Dimana, ia dan rekan-rekannya menggunakan carbon fiber untuk bagian body-nya. Setelah itu, melakukan pembuatan dengan menggunakan cetakan positif terlebih dahulu dan setelah itu cetakan negatif. Langkah terakhirnya yakni dicetak dengan carbon sebanyak 3 lapis dan juga resin.
Ia dan rekan-rekannya pun berhasil membuat 3 buah model kereta peti sabun dimana 1 digunakan untuk lomba balap dan 2 lagi akan dijadikan sebagai pameran.
"Di hari Sabtu mungkin ada race ya. Nah untuk yang kami ini di hari Minggu yang festivalnya ada estetik dari mobilnya gitu. Race dimulai dari tanjakan sebelah sana (depan Museum Geologi Bandung) sampai ke bawah sana (Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat)," jelasnya.
Ia dan rekan-rekannya berharap dapat menjuarai perlombaan ini untuk bisa membanggakan nama besar kampusnya.
![]() |
detikJabar juga menanyakan soal ajang perlombaan ini kepada Iwan, salah seorang panitia dari organisasi Daya Mahasiswa Sunda (Damas). Ia mengungkap rasa bangganya karena telah ikut terjun dalam penyelenggaraan kegiatan yang selama ini vakum dari masyarakat Kota Bandung.
"Dulu terakhir saya tahun 1985 kepanitiaan itu sampai tahun 1988. Nah itu dari sini enggak pernah diadakan lagi. Pertama, di jalur Sukajadi itu terlalu padat jadi enggak boleh dilaksanakan lagi di sana. Karena traffic di sana sudah padat sekali sulit untuk dialihkan. Jadi, saya cukup mengenang masa lalu ya. Lagian kita sebagai anggota Damas merasa terkenang sekali ya. Dulu pernah diadakan beberapa kali dan sekarang diadakan. Itung-itung nostalgia lah. Dan ini juga salah satu pesta rakyat yang dari dulu selalu penuh dengan apresiasi dari masyarakat," ucapnya.
Ia juga menambahkan terdapat perbedaan yang terjadi antara kegiatan di tahun 1988 dengan tahun 2023 ini. Perbedaan itu dirasakan dari segi perhitungan waktu yang lebih canggih. Dimana dahulu pencatatan waktu dilakukan secara manual dan sekarang menggunakan sistem digital. Sehingga, tingkat error akan kecil terjadi.
Terkait peserta, ia mengungkap terdapat 120 peserta dengan pembagian kategori yakni anak-anak, remaja, dan dewasa. Dimana, anak-anak ada 12 orang, remajanya 22 orang, dan sisanya dewasa. Bahkan ada juga peserta yang paling senior di umur 50 tahunan karena ingin mengenang masa lalu mereka.
"Kebetulan mereka memaksa pengin ikut karena dia dulunya pernah ikut padahal usianya udah 50-an. Katanya 'saya gapapa ga ngejar menang kalah atau hadiahnya yang penting saya bisa nostalgia'. Akhirnya kita bikinlah kelompok legend gitu, tapi di kategori dewasa ke atas," jelasnya.
"Harapan saya lomba kereta peti sabun ini menjadi legend dan diadakan setiap tahunnya. Mudah-mudahan mendapat respon dari masyarakat semua karena dari dulu ini untuk pesta rakyat yang jarang dilaksanakan di berbagai kota dan baru dilaksanakan di Kota Bandung ini," tambahnya.
Salah satu penonton, Ridwan asal Bandung bersama dengan keluarganya, juga merasakan antusias terhadap kegiatan ini.
"Iya seru aja, saya soalnya suka nonton di Youtube di kota-kota lain soap box race gitu. Tau disini ada, kaget aja lah ada di sini yang biasa saya nonton di Youtube ternyata ada di sini. Sama anak saya juga suka nonton balap-balapan," ucapnya.
"Apalagi saya baru tahu juga si kalau dulunya sempet ada gitu pas tahun 80-an sempet ada dan ternyata bisa ada lagi," lanjutnya.
Ia pun juga berharap untuk kedepannya, kegiatan ini bisa diselenggarakan kembali dan dibuat lebih meriah lagi.
(yum/yum)