Ancaman Polusi Udara Akibat Kebakaran TPA Sarimukti

Ancaman Polusi Udara Akibat Kebakaran TPA Sarimukti

Wisma Putra - detikJabar
Rabu, 23 Agu 2023 13:15 WIB
Asap Pekat Menyelimuti Area TPA Sarimukti yang Terbakar
Asap Pekat Menyelimuti Area TPA Sarimukti yang Terbakar. (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung -

Lima hari sudah, kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti yang berada di Kabupaten Bandung Barat terjadi. Walhi Jabar meminta Pemprov Jabar agar menangani kejadian ini dengan serius.

Walhi meminta penanganan pemadaman sampah dilakukan dengan ekstra, agar tak menimbulkan pencemaran udara yang lebih parah. "Karena sampah yang terbakar jenis sampah tercampur segala macam dan jika itu terbakar secara terbuka yang terjadi saat ini melepaskan parameter pencemaran yang beracun dan berbahaya jika terhirup manusia dan makhluk hidup," kata Direktur Walhi Jabar Meiki Paedong via sambungan telepon, Rabu (23/8/2023).

Meiki menyebut jika kejadian ini ditangani tidak secepat mungkin bakal terjadi penurunan kualitas udara di sekitar wilayah tersebut. "Juga bakal menurunkan kualitas udara yang ada di situ terdekat secara makro, itu terbawa angin dan menambah buruk kualitas udara di Bandung Barat terutama yang berdampak para gangguan kesehatan," ungkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini pemadaman dilakukan dengan melibatkan petugas pemadam kebakaran di wilayah Bandung Raya dan Cianjur. Disinggung apakah Pemprov Jabar juga harus mencari cara lain dengan melakukan pemadaman dari atas seperti menggunakan helikopter, Meiki juga mengamini.

"Harus seperti itu jika memungkinkan (pemadaman menggunakan helikopter) artinya terlepas ada tindakan tapi masih terbakar artinya buruh penanganan cepat segera dipadamkan karena kita mengkhawatirkan api akan semakin membesar jika terkena kandungan gas ketan dari dasar sampah yang menumpuk itu. Jika membakar gas ketan akan semakin sulit pemadaman," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Meiki, asap dari kebakaran sampah yang ada di lokasi tersebut akan mengganggu kesehatan. "Itu asapnya mengganggu kesehatan, terutama dan juga menambah beban emisi, emosinya macam-macam ya. Itu terbakar secara terbuka tidak ada filter apa-apa ya," tuturnya.

"Segera ada penanganan ekstra dikhawatirkan semakin lama kualitas udara semakin buruk dan khawatir keburu terpicu gas ketan yang keluar dari sampah itu akan sulit, api akan membesar karena terpicu gas ketan yang keluar dari sampah," pungkasnya.

(wip/iqk)


Hide Ads