Zaenal (47) bersyukur setelah selamat dari peristiwa tenggelamnya Kapal motor (KM) Dewi Noor 1 di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (19/8/2023). Meski begitu ia harus kehilangan kakak iparnya, Aan alias Afriandi.
Usia menghela nafas panjang, ia menceritakan peristiwa mengerikan yang membuat dirinya harus terombang-ambing di lautan lepas selama beberapa jam sesaat setelah kapal itu tenggelam. Dinginnya air laut tertutupi oleh perasaan takut dan cemas yang datang menyergap.
"Saya yang mengajak kakak ipar saya, ke Pulau Sepa, Jumat pagi berangkat sampai Pantai Mutiara berangkat jam 23.00 WIB. Saat di pertengahan jalan, kejadian kapal bocor," cerita Zaenal, Senin (21/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu muncul arahan dari kapten kapal, agar semua ABK dan penumpang untuk maju ke bagian depan kapal. Zaenal juga mendapat informasi kebocoran kapal tidak bisa diperbaiki.
"Penumpang 8 orang saat itu, ABK kalau enggak salah 7 orang total 15 orang. Kapten kapal memberitahu meminta ABK memperbaiki kebocoran, kata pekerja enggak bisa ditangani air sudah masuk dan dibuangnya sudah tidak bisa diatasi," tutur Zaenal.
Lebih dari 30 menit kemudian, kapal perlahan mulai tenggelam. Tidak sampai 1 jam, di tengah remang kegelapan tangan Zaenal menggapai sebuah tutup boks yang terbuat dari busa.
"Proses sebelum tenggelam dari awal sampai tenggelam 1 jam, kayaknya enggak sampai 1 jam, saat itu saya menyelamatkan diri menggunakan tutup boks dari busa. Saya kejar begitu di air, keambil kemudian saya pegang erat," lirih Zaenal.
Zaenal terombang-ambing di lautan, ia saat itu ingat saat kondisi darurat kapten sempat melakukan komunikasi radio darurat. Mengabarkan kondisi kapal tenggelam dan meminta pertolongan kepada kapal terdekat.
"Sebelum tenggelam, kapten sempat menginformasikan ke semua kapal kondisi sudah SOS. Kapten meminta kapal terdekat untuk memberikan pertolongan. Saat itu, tidak ada kapal mendekat sampai sekitar 1 jam kemudian kapal yang memberikan pertolongan datang," kisah Zaenal.
Usai diselamatkan, seluruh penumpang dan ABK kemudian dikumpulkan. Saat itu ABK lengkap ada 7 orang sementara penumpang dari 8 orang yang ada hanya 4 orang.
"Yang ketahuan hilang begitu sudah di kapal yang memberikan bantuan. Di cek kru 7 ada semua lalu penumpang hanya ada 4 orang. Kapal yang menolong saya sempat melakukan penyisiran selama kurang lebih 1,5 jam lalu ditemukan yang sudah dalam keadaan meninggal, yaitu kakak ipar saya," ujar Zaenal.
"Saat itu tidak langsung pulang, korban dibawa dulu ke RS Kramat Jati, RS Polri. Termasuk jasad kakak ipar saya, setelah itu baru dibawa ke kampung halaman," sambung Zaenal.
(sya/yum)