Toni Ichlas masih kebingungan belasan kucing di tempat penampungannya mati mendadak selama sepekan. Aktivis sekaligus pecinta hewan asal Lingkungan Lembursitu, Ciamis itu heran karena sempat kerepotan saat hewan-hewan yang diurusnya itu satu per satu bertumbangan.
Selama sepekan itu, sudah 11 kucing yang dipeliharanya mati secara misterius. Meski kini sudah dikuburkan, Toni tetap merasa keheranan dengan kondisi itu.
Saat bercerita kepada detikJabar, Jumat (18/8/2023), Toni mengaku kucing peliharaannya mengalami gejala tidak mau makan, kemudian muntah dan diare akut. Selang beberapa jam kemudian kejang-kejang, lalu mati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama satu-dua ekor, tapi dalam seminggu ini ada 11 ekor yang mati. Sebelumnya juga kami sudah meminta bantuan kepada Disnakkan, juga sempat disuntik, ada yang terselamatkan, ada yang mati," ungkap Toni.
Toni pun menduga kucing yang mati mendadak tersebut karena terserang virus. Namun yang membuatnya bertambah heran, kucing di tempat lain juga mengalami hal yang sama.
Toni kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Ciamis. Sehingga segera dilakukan penanganan secepatnya. Petugas sempat datang dan memberikan vaksinasi, namun kucing peliharannya tidak bisa diselamatkan.
"Sebelumnya tim dari Disnakkan Ciamis pernah ke sini memberikan obat dan vaksin. Memang untuk sekarang kejadiannya ekstrim," jelasnya.
Kejadian serupa kata Toni pernah terjadi 4 tahun lalu. Saat itu sebanyak 18 kucing mati mendadak yang diduga terserang virus. Namun pada saat ini penanganan dilakukan secara mandiri.
"Memang kami sudah lama menjadi aktivitas. Membantu kucing liar yang kelaparan. Menampung anak kucing yang dibuang tanpa induknya, kita susui, jadi sulit mau dilepas. Kami siapkan tempat meski terbatas," tuturnya.
Akibat fenomena itu, Disnakkan Ciamis kemudian turun tangan ke lokasi. Tim langsung melakukan penyemprotan kandang hingga lingkungan menggunakan disinfektan. Dugaan sementara, belasan kucing itu mati karena terserang virus atau Calicivirus.
"Memang setiap ada laporan seperti diare atau parasit langsung kita tangani. Untuk beberapa hari ini memang indikasi terserang virus. Diagnosa sementara yang memang harusnya diuji lab, penyebabnya Calicivirus," ujar Kepala Bidang Keswan Kesmavet Disnakkan Ciamis Asri Kurnia di lokasi.
Menurutnya, gejala yang dialami kucing mati itu diduga akibat virus karena terdapat leleran di hidung dan luka di sekitar mulut. Virus tersebut memang sudah menjadi endemis di daerah mana pun.
"Memang kan di lingkungan kita, virus itu sudah endemis. Penyakit pada kucing sudah ada. Tergantung dari daya tahan tubuh kucing dan lingkungan itu sendiri. Termasuk juga saat ini cuaca sedang dingin," ungkapnya.
Untuk penanganannya, Disnakkan Ciamis langsung memberikan obat, vaksin dan isolasi kucing yang tertular. Mengingat penyebaran virus itu cukup cepat.
"Kami berikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, infus juga supaya kuat. Sedangkan yang tertular kami isolasi supaya tidak ada penularan," jelasnya.
Selain itu, Disnakkan Ciamis melakukan penyemprotan diberbagai tempat yang sering dikunjungi oleh kucing. Baik di kandang tempat penampungan kucing dan juga di lingkungan setempat. Namun, Asri menegaskan virus pada kucing tersebut tidak termasuk zoonosis atau tidak menular kepada manusia.
(ral/yum)