Dampak fenomena iklim El Nino yang memicu kekeringan di Kota Sukabumi meluas. Sebelumnya hanya Kecamatan Lembursitu dan Cikole saja yang mengalami krisis air. Kali ini, bertambah di Kecamatan Gunungpuyuh. PMI pun turun tangan untuk menyalurkan ribuan liter air bersih.
Pantauan detikJabar di Kampung Ciseureuh, RW 1, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh terlihat masyarakat berbondong-bondong antre sambil membawa ember dan galon untuk mendapatkan air bersih. Fenomena sulitnya mendapatkan air bersih itu ternyata sudah tiga pekan terjadi di kampung tersebut.
"Sudah tiga minggu ini terasa susah air. Air sumur juga habis, ada lagi bisa memakan waktu 3-5 jam kemudian. Itu juga kecil (debitnya) dan nggak akan cukup untuk kebutuhan rumah sehari-hari," kata warga setempat, Heni Heryani kepada detikJabar di lokasi, Jumat (18/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, sebelum mendapatkan pasokan air bersih dari PMI, warga menggunakan air galon isi ulang untuk memasak. Mereka perlu merogoh kocek Rp5 ribu untuk dapat memasak menggunakan air bersih.
"Kalau selama ini beli, sehari kebutuhan empat galon untuk kebutuhan masak saja, belum yang lain," tuturnya.
Sedangkan untuk mencuci pakaian dan mandi, warga menggunakan air sumur yang terbatas. Bahkan, tingkat keasamannya (PH) masih tinggi dan berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.
"Kalau warga RT 02, mandi dan nyuci dari air asli sumur, kurang bersih, kalau ke baju putih teh jadi warna kuning. Nggak sehat juga kalau buat minum, ke kulit jadi kering," tuturnya.
Warga pun berinisiatif melayangkan surat permohonan bantuan air bersih kepada Palang Merah Indonesia (PMI). Bidang Pelayanan Sosial PMI Kota Sukabumi Suherman mengatakan, mereka menyuplai air bersih di RW 1, Kelurahan Karantengah sebanyak 5.000 liter.
"Hari ini kita suplai air bersih 5.000 liter khusus warga RW 01 di Kelurahan Karangtengah yang terdampak dari musim kemarau," ujar Suherman.
Dia mengatakan, PMI Kota Sukabumi mendapatkan pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Berdasarkan data yang dihimpun, mereka sudah menyalurkan 40 ribu liter air bersih yang tersebar di tiga kecamatan.
Pihaknya pun menyampaikan, apabila warga ingin mendapatkan air bersih maka dapat melaporkan ke RT, RW atau aparat kewilayah. Nantinya PMI akan melakukan asessment di lapangan.
"Mekanismenya itu laporan dulu sampai tingkat kelurahan. Lalu sampaikan surat ke kami sebagai dasar untuk mendistribusian air," tutupnya.
(mso/mso)