Pemerintah Kota Tasikmalaya mulai turun tangan terkait pencemaran lingkungan yang terjadi di Kampung Gunung Jambe Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung.
Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kelurahan Tugujaya, Jumat (18/7/2023), melakukan pemantauan langsung ke perkampungan yang tengah didera serbuan lalat dan polusi debu itu.
Beberapa petugas tampak terkejut dengan apa yang dialami oleh warga, terutama serbuan lalat yang dianggap sudah tak biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ini populasi lalatnya luar biasa, dimana-mana banyak lalat," kata Kabid Pengendalian Pencemaran dan Penataan Lingkungan Hidup (P3LH) DLH Kota Tasikmalaya Hikmatulloh.
Para petugas itu menyisir perkampungan sambil mengumpulkan keterangan dari sejumlah warga setempat.
Hikmatulloh menerangkan, serbuan lalat diduga merupakan dampak lingkungan dari keberadaan peternakan ayam petelur yang berada di sekitar permukiman warga.
"Tadi kami juga sudah mendatangi pihak perusahaan atau peternakan yang ada di dekat kampung ini," kata Hikmatulloh.
Dari informasi yang dihimpunnya, bahwa dari sisi perizinan peternakan itu sudah mengantongi izin. "Kalau izin ada, karena proses perizinan sekarang dilakukan secara online," kata Hikmatulloh.
Namun dari hasil pemantauan ada beberapa yang menjadi catatan bagi pihak pengelola peternakan. Salah satunya, adalah pengelolaan limbah atau kotoran ternak yang menurut Hikmatulloh kurang diperhatikan kebersihannya.
"Kita temukan ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Ini kan kotoran ayam petelur, bagian bawah kandang tidak diplur (ditembok). Seharusnya diplur, terus setiap hari diangkut dan dibersihkan. Sehingga lalatnya tidak kemana-mana," kata Hikmatulloh.
Pihak peternakan pun diminta membuat bak penampungan air limbah serta menanam pepohonan berupa bambu Jepang. Langkah-langkah ini menurut dia bisa menekan atau mengurangi lalat agar tidak menyebar ke permukiman warga.
"Tadi pihak pengusaha sudah menyanggupi, kemudian kami buatkan juga berita acaranya. Sehingga akan kami pantau realisasinya," kata Hikmatulloh.
Dia meminta agar masyarakat bisa bersabar sambil menunggu upaya pihak peternakan membenahi kandangnya. "Mungkin masyarakat bisa bersabar dulu, sekalian juga kami imbau agar masyarakat lebih rajin bersih-bersih lingkungannya," kata Hikmatulloh.
Dia menegaskan bahwa target dari upaya yang sedang dilakukan adalah mengembalikan kenyamanan masyarakat tanpa adanya pencemaran lingkungan.
"Kan sudah dibuatkan berita acara, peternak diberi waktu membenahi dan masyarakat diimbau sabar, target kami masyarakat bisa nyaman kembali tanpa ada pencemaran," kata Hikmatulloh.
Sementara itu terkait keluhan debu, Hikmatulloh mengatakan pihaknya belum melakukan penyelidikan lebih lanjut. "Kalau untuk polusi debu, kami belum bisa menjelaskan lebih lanjut sekarang, karena harus diperiksa dulu tingkat pencemaran udaranya," kata Hikmatulloh.
Lurah Tugujaya Dudu berharap keluhan warga terkait polusi ini bisa segera diselesaikan. Dia mengakui selama ini berbagai keluhan muncul dari masyarakat Gunung Jambe.
"Iya warga di sini terganggu oleh serbuan lalat, bau kotoran serta polusi debu. Semoga saja upaya Pemkot Tasikmalaya yang sedang dilakukan bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya," kata Dudu.
Yusuf salah seorang warga mengatakan banyak sekali dampak yang dirasakan warga akibat serbuan lalat. "Bahkan sampai perkara makan saja kita jadi terganggu," kata Yusuf.
Dia mengatakan sejak ada serbuan lalat, dia dan keluarganya punya kebiasaan makan di dalam kamar, karena jika di dapur atau ruang tengah selalu dikerubungi lalat.
"Makan di kasur, jadi dari dalam kamar diusir dulu, kemudian pintu ditutup, barulah bisa makan dengan nyaman walau pun seperti orang sakit, makan di kasur," kata Yusuf.
(mso/mso)