Derita warga Kampung Gunung Jambe Kelurahan Tugujaya Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya akibat pencemaran lingkungan berupa serbuan lalat dan debu semakin menjadi-jadi.
Hujan yang sempat mengguyur wilayah Kota Tasikmalaya, Kamis (17/8/2023) pagi diduga memicu serbuan lalat ke kampung mereka semakin menggila. Alhasil warga yang sedang memeriahkan Hari Kemerdekaan dengan menggelar lomba-lomba, harus rela bergembira bersama ribuan lalat.
"Kalau debu reda, karena pabriknya sedang libur. Tapi lalatnya semakin "napuk" (mengerubungi), mungkin karena tadi sempat hujan. Biasa kalau sehabis hujan begitu," kata Roni Kusumadinata, warga Kampung Gunung Jambe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Roni mengatakan acara Agustusan di kampungnya dihelat di halaman masjid usai warga mengikuti karnaval. Kemeriahan terganggu dengan kehadiran ribuan lalat. "Yang kasihan pedagang, mereka harus menutup terus dagangannya," kata Roni.
Dia bersama warga lainnya merindukan kondisi lingkungan mereka kembali sehat seperti sebelumnya. Waktu dimana pabrik kayu dan peternakan belum mengapit perkampungan mereka.
Roni menegaskan keberadaan Kampung Gunung Jambe telah ada lebih dulu ketimbang kedua perusahaan itu. "Ya jelas lebih dulu kampung ini, pabrik kayu dan peternakan ini muncul belakangan dan merampas kenyamanan kami," kata Roni.
Pabrik kayu menurut Roni sebelumnya adalah bangunan koperasi Mitra Batik, lalu berubah fungsi menjadi gudang Bulog. Kemudian beberapa tahun lalu berubah menjadi pabrik pengolahan kayu. Terkait peternakan ayam, menurut Roni malah baru berdiri sekitar tiga bulan.
"Dulu kalau warga yang punya bayi, pagi-pagi bayi diajak berjemur di luar rumah. Sekarang? boro-boro. Tak rela kami jika anak-anak harus menghirup udara berdebu dan dikerubungi lalat," kata Roni.
Dia mengatakan keponakannya yang masih bayi meninggal dunia beberapa bulan lalu akibat infeksi saluran pernafasan. "Bayi yang meninggal dunia itu keponakan saya, total ada 7 warga yang sudah terkena penyakit penafasan," kata Roni.
Dia juga mengatakan, Rabu (16/8/2023) sempat ada dari pihak Kelurahan dan Satpol PP yang melakukan peninjauan. Tapi belum diketahui jelas langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah.
"Untuk solusinya belum ada kejelasan. Intinya warga ingin ada solusi, bukan berarti kita melarang usaha, toh di pabrik kayu itu juga ada 7 warga kami yang jadi pekerjanya," kata Roni.
Kampung Gunung Jambe yang tercemar debu dan serbuan lalat ini terdiri dari 58 kepala keluarga atau lebih dari 200 jiwa.
Kampung ini berupa permukiman padat penduduk yang terselip di antara derap aktivitas ekonomi di Jalan SL Tobing Kota Tasikmalaya
(yum/yum)