7 Fakta Kampung di Tasikmalaya Diserbu Lalat dan Udara Berdebu

Round-up

7 Fakta Kampung di Tasikmalaya Diserbu Lalat dan Udara Berdebu

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 17 Agu 2023 09:30 WIB
Permukiman Kampung Gunung Jambe Tasikmalaya diserang lalat dan debu.
Permukiman Kampung Gunung Jambe Tasikmalaya diserang lalat dan debu. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Bandung -

Lingkungan penuh debu dan dihinggapi lalat, pemandangan menjijikkan itu kini dirasakan warga di satu kampung yang berada di Kota Tasikmalaya. Kondisi pencemaran lingkungan itu dikeluhkan oleh warga sejak lama. Berikut 7 fakta pencemaran lingkungan tersebut:

Ratusan Warga Mengeluh

Beberapa bulan terakhir, ratusan warga yang tinggal di Kampung Gunung Jambe, Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya mengeluhkan pencemaran lingkungan yang terjadi di wilayahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga merasa terganggu dengan populasi lalat yang meningkat tajam serta debu yang cukup pekat.

"Kalau debu sudah bertahun-tahun, lalat baru sekitar 3 bulan," kata Ano (40) salah seorang warga, Rabu (16/8/2023).

ADVERTISEMENT

Genteng Hingga Pohon Dipenuhi Debu

Seperti pencemaran, debu terlihat dari genting rumah warga yang berubah menjadi agak putih. Selain itu dedaunan juga tampak diselimuti debu yang cukup tebal. Saat daun disentuh, langsung terasa debu berukuran mikro menempel di jari tangan.

"Kadang-kadang suka aral (frustasi), menyapu lantai seakan tak ada gunanya. Baru selesai disapukan, tak lama kotor lagi," kata warga lainnya Euis.

Permukiman Kampung Gunung Jambe Tasikmalaya diserang lalat dan debu.Permukiman Kampung Gunung Jambe Tasikmalaya diserang lalat dan debu. Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar

Warga Susah Jemur Pakaian

Euis juga mengaku, akibat pencemaran udara dengan adanya debu ini membuat repot warga saat menjemur pakaian.

"Menjemur pakaian jadi serba salah, di dalam rumah susah kering, di luar ngebul (berdebu). Kadang pakaian juga terasa merang (terasa gatal)," ujarnya Euis.

Pencemaran Lingkungan Buat Warga Sakit

Warga bernama Ano menuturkan, salah seorang warga Gunung Jambe mengalami sakit akibat mengalami gangguan saluran pernafasan dan diduga dipicu oleh pencemaran udara tersebut.

"Sampai ada warga yang sakit dan meninggal dunia akibat infeksi saluran pernafasan. Saya memang tak tahu apakah ada hubungannya dengan polusi debu ini atau tidak, tapi penyakitnya memang di pernafasan," ungkap Ano.

Menurut Ano, kondisi ini akan membawa dampak buruk bagi kesehatan warga di kampungnya. "Ya pasti khawatir, takut ada dampak buruknya bagi kesehatan. Kalau kami mampu, pasti sudah pindah dari sini," tambah Ano.

Seruan Lalat Bikin Warga Kesal

Populasi lalat yang meningkat dan menyerbu pemukiman, membuat warga kesal. Warga juga merasa tak nyaman dengan kondisi tersebut.

Ribuan lalat beterbangan liar hinggap di mana-mana. "Ini nyeduh kopi lupa nggak ditutup, langsung dikerubuti lalat," ucap Ano.

Obat Nyamuk Tak Mempan

Selain di luar rumah lalat juga masuk ke rumah warga membuat kondisi tak nyaman. "Dicoba diusir pakai obat nyamuk bakar, tak mempan. Pakai kertas lem perangkap lalat juga sudah, tapi tetap saja nggak habis-habis," kata warga yang berdagang makanan di depan rumahnya.

Akibatnya dia memilih menggelar dagangannya di dalam rumah karena serbuan lalat yang sudah tak biasa. "Jadi kesannya saya dagang jorok, banyak lalat, padahal memang ini kondisinya luar biasa," katanya. Serbuan lalat juga terlihat diusir anak-anak dengan cara membunuhnya menggunakan sapu.

Aktivis Lingkungan Bantu Warga

Seorang aktivis Kepler Sianturi berusaha mengadvokasi keluhan warga Gunung Jambe tersebut berharap Pemkot Tasikmalaya bisa memfasilitasi kesulitan warga ini. "Ada hak warga yang terganggu, ini perlu ada solusi. Tapi solusi yang tepat dan adil bagi semua pihak," kata Kepler.

Meski dirinya tak mau menuduh, tapi lokasi perkampungan warga ini berdekatan dengan sebuah kandang ayam dan pabrik pengolahan kayu. "Saya tak mau menuduh, tapi memang faktanya seperti itu. Makanya pemerintah silahkan investigasi untuk kemudian membuat solusi. Poinnya bagaimana hak warga terlindungi dan kegiatan usaha tetap berjalan," kata Kepler.

Dia menambahkan Kampung Gunung Jambe yang tercemar debu dan serbuan lalat ini terdiri dari 58 kepala keluarga atau lebih dari 200 jiwa. Kampung ini berupa permukiman padat penduduk yang terselip di antara derap aktivitas ekonomi di Jalan SL Tobing Kota Tasikmalaya.

"Ya ini kepentingan orang sekampung, bukan satu dua orang. Jadi pemerintah harus segera hadir," kata Kepler.

(wip/yum)


Hide Ads