Kampung Cikalang Kaler, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung dikenal sebagai pusat pembuatan alat masak yang terbuat dari seng atau biasa disebut dengan langseng.
Terdapat banyak industri rumahan penghasil langseng di desa tersebut, suara ketukan palu menjadi ciri khas, maka apabila sudah terdengar suara ketukan tersebut itu berarti kita sudah sampai di pusat pembuatan langseng.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, perajin langseng di desa tersebut sedikit demi sedikit mulai berkurang. Berbeda dengan Dadi (45) yang masih eksis bertahan membuat dan menjual langseng walau sudah 38 tahun lamanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menjadi perajin langseng ini, sudah berjalan sejak Dadi masih duduk di bangku sekolah dasar. Kala itu usaha ini masih dijalani oleh ayahnya sendiri.
"kalau dulu saya bikin sama orang tua, tapi waktu bapak saya meninggal, saya mulai usaha ini dengan ikut ke orang lain" kata Dadi kepada detikJabar.
Menurut Dadi, mahalnya bahan baku pembuatan langseng yang mencapai jutaan namun penjualan tidak sesuai target serta perkembangan zaman yang semakin modern membuat para perajin di desa ini berkurang.
"Dulu yang kerja di sini bisa sampai puluhan, tapi sekarang bisa dihitung, cuma sisa lima orang," ucap Dadi.
Dadi pun mengatakan bahwa untuk menghasilkan satu buah langseng yang utuh membutuhkan waktu beberapa hari, dan pengerjaannya pun dilakukan bersama rekannya.
"Untuk pembuatan dipisah-pisah, ada tutupnya terus badannya, kalau buat bikin tutupnya paling sehari bikin sampe seratus, jadi kita bagi-bagi tugas" ujar Dadi.
![]() |
Langseng tersebut dijual dalam bentuk satu set yang berisikan langseng berukuran besar, sedang dan kecil. Untuk harga satu set langseng tersebut dijual dengan harga Rp. 95 Ribu.
Bekerja dari pagi hingga sore tidak membuat Dadi menyerah begitu saja, Dadi harus tetap ikhlas menjalaninya walau hanya diberi upah sebesar Rp. 80 ribu per harinya.
Membuat dan menjual langseng akan menjadi pekerjaan yang akan terus dilakukan Dadi untuk menghidupi keluarganya. Masih ada dua orang anak yang harus dibiayai pendidikannya demi menempuh kesuksesan di masa depan kelak. Tak masalah karena dibayar rendah, yang terpenting pekerjaan yang dilakukan oleh Dadi halal dan berkah.
(yum/yum)