Mendengar nama Oejeng Soewargana di Pangandaran sudah tidak asing lagi. Tokoh masyarakat yang terkenal dengan tokoh pendidikan, penerbitan dan militer.
Oejeng Soewargana, merupakan pria kelahiran Pangandaran tahun 1917. Ketokohannya di dunia pendidikan mengalir dari sang ayah, Kartaatmadja, salah satu tokoh pendidikan.
Selain itu Oejeng merupakan alumni sekolah guru di Bandung Dari Hollandsch Inlandsch Kweekschool (HIK) Bandung, Oejeng lulus tahun 1938.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Oejeng melanjutkan pendidikan militer di divisi Siliwangi dan sempat masuk perwira cadangan Belanda, Corps Opleiding tot Reserve Officieren (CORO). Hanya saja Oejeng sempat berdinas di TNI dengan pangkat akhir Mayor pada tahun 1950.
Meskipun masuk tentara, minat terhadap pendidikan tidak pernah sirna. Oejeng menjadi penulis andal, sejumlah buku dengan beragam tema pernah diterbitkan mulai dari Bahasa Sunda, Ilmu Politik hingga strategi militer.
Buku-buku Oejeng sampai saat ini masih beredar dijual secara online dan arsipnya tersimpan di Perpustakaan Nasional RI.
Bahkan saat itu Oejeng mempunyai penerbitan buku. Selain penulis, Oejeng merupakan tangan kanan Jenderal Besar Abdul Haris Nasution dan beberapa kali menjadi orang kepercayaan Nasution untuk diplomasi ke luar negeri.
Sastrawan Sunda Ajip Rosidi menuliskan dalam artikelnya jika pernah mendengar desas-desus bahwa Oejeng adalah agen CIA.
"Dia mempunyai hubungan yang erat dengan pihak Amerika, mungkin dengan sepengetahuan sahabatnya, Kepala Staf Angkatan Darat (Abdul Haris Nasution), sehingga beredar desas-desus yang mengatakan bahwa Oejeng mempunyai hubungan dengan CIA. Tentu saja hal demikian sulit dibuktikan kebenarannya atau ketidakbenarannya," kata Ajip.
![]() |
Kemudian, dalam buku "Bung Karno Sahabatku" yang terbit tahun 2001 karya Willem Oltmans menyebutkan, Baik Nasution dan Oejeng, yang sudah akrab sejak muda di Bandung, bukan saja dikenal sebagai sesama pendiri partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).
"Keduanya juga anti-PKI menyebut bahwa Nasution berhubungan dengan CIA melalui Oejeng," tulis Willem Oltmans.
Oltmans menuliskan, sejak 1961 hubungan Nasution dengan CIA lewat Ujeng Suwargana (Oejeng) dalam persiapannya mengadakan perebutan kekuasaan terhadap Bung Karno.
Oejeng yang merupakan adik musisi Daeng Soetigna meninggal pada Mei 1979 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Saat meninggal, sejumlah tokoh melayatnya, di antaranya Jenderal AH Nasution hingga Jenderal polisi Hoegeng.
Jenazah Oejeng dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung. Di Pangandaran, nama Oejeng hingga kini tersemat sebagai nama bangunan bersejarah Gedung Oejeng yang merupakan rumah peninggalan orang tuanya.
(yum/yum)