Perhelatan Pemilu 2024 memang masih lama digelar. Meski begitu, sejumlah pihak mulai mewanti-wanti agar gelaran pesta demokrasi 5 tahunan itu bisa berlangsung kondusif, damai, dan jangan sampai menimbulkan perpecahan.
Seruan itu salah satunya disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Juhadi Muhamad. Pria yang akrab disapa Kang Haji ini menginginkan Pemilu 2024 mendatang bisa berlangsung aman meski terjadi beda pilihan.
"Intinya kita bikin Pemilu 2024 nanti sekondusif mungkin, jangan sampai bawa isu SARA yang malah memantik perpecahan. Indonesia ini harus dijaga, jangan sampai terjadi perpecahan hanya gara-gara beda pilihan biar nanti yang kita hasilkan calom pemimpinnya itu yang benar-benar membawa kemahsalahatan," katanya saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (16/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkap, setiap warga negara harus bisa menerima hasil setelah Pemilu 2024 digelar. Siapapun pemimpin yang akan terpilih nanti di tingkat Pilpres maupun Pilkada serentak, publik harus bisa menghormatinya sebagai bentuk kelegawaan.
"Iya, harus bisa menghormati hasilnya meskipun ada perbedaan pilihan. Yang paling penting, negeri kita aman dan kondusif. Karena perpecahan itu enggak ada manfaatnya," ungkapnya.
PWNU Jabar juga menyoroti potensi munculnya berita-berita bohong atau hoaks saat Pemilu 2024 digelar. KH Juhadi berharap publik harus bisa cermat memilah informasi apapun yang didapatkannya supaya tidak terjerumus nantinya.
"Apalagi untuk generasi milenial, harus bijak menyaring dan memilah informasi apapun. Kalau sekarang kan masih belum bermunculan, dan mudah-mudahan sampai nanti Pemilu tidak ada itu berita hoax yang menyesatkan. Makanya, imbauan PWNU Jawa Barat harus bisa memilah lagi terhadap berita yang diterima," pungkasnya.
(ral/orb)