Patung Soekarno Setinggi 100 Meter Bakal Mejeng di KBB

Patung Soekarno Setinggi 100 Meter Bakal Mejeng di KBB

Whisnu Pradana - detikJabar
Selasa, 15 Agu 2023 18:00 WIB
Desain Patung Soekarno yang Rencananya Dibangun di Kawasan Walini KBB
Desain Patung Soekarno yang Rencananya Dibangun di Kawasan Walini KBB (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Kabupaten Bandung Barat (KBB) bakal memiliki patung mantan Presiden Soekarno. Patung presiden pertama Indonesia itu direncanakan mejeng di kawasan perkebunan Walini, Kecamatan Cikalongwetan.

Berdasarkan desain pembangunan patung yang dimiliki Pemkab Bandung Barat, patung itu akan dibangun oleh konsorsium Ciputra, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, dan seniman I Nyoman Nuarta yang juga membuat patung garuda di Ibu Kota Negara (IKN).

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) KBB, Maman Sulaeman mengatakan pembangunan patung belum dimulai dan masih dalam tahap perizinan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembangunan akan dimulai tahun depan setelah proses perizinan selesai, jadi sekarang masih tahap perizinan," ujar Maman saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).

Dari desain pembangunan, patung itu akan dibangun di tanah eks proyek Transit Oriented Development (TOD) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Pembangunan TOD di kawasan Walini dipastikan batal dan dipindahkan ke Stasiun Padalarang.

ADVERTISEMENT

"Tinggi patungnya nanti sekitar 100 meter, di lahannya bekas TOD KCJB Walini. Nilai investasinya sekitar Rp10 triliun," ujar Maman.

Maman mengatakan bentuk patung yang didesain I Nyoman Nuarta nantinya dibangun dalam posisi duduk dengan wajah menghadap ke sebelah kanan.

"Sebetulnya mau berdiri, tapi kan terlalu tinggi dan dikhawatirkan mengganggu rute penerbangan. Makanya dipilih posisi duduk, dan katanya itu juga bakal menghemat biaya," ujar Maman.

Maman mengatakan proses perizinan juga meliputi kajian yang dilakukan oleh LAPI ITB berfokus pada kajian kontur serta kelaikan lahan apakah aman dari berbagai macam potensi bencana alam terutama gempa bumi.

"Kajiannya oleh LAPI ITB, kemudian kita sudah menempuh analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Kita sekarang sudah punya dokumen Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR)," tutur Maman.




(dir/dir)


Hide Ads