Bayi 11 Bulan Terkena Gas Air Mata Saat Bentrok Warga Dago Elos Vs Polisi

Bayi 11 Bulan Terkena Gas Air Mata Saat Bentrok Warga Dago Elos Vs Polisi

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 15 Agu 2023 14:16 WIB
Sisa-sisa bentrok warga vs polisi di Dago Elos Bandung.
Sisa-sisa bentrok warga vs polisi di Dago Elos, Bandung (Bima Bagaskara/detikJabar).
Bandung -

Seorang bayi yang masih berusia 11 bulan dikabarkan menjadi korban dari bentrokan yang terjadi antara warga dengan polisi di kawasan Dago Elos, Kota Bandung, Senin (14/8/2023) malam. Bayi malang itu terkena gas air mata yang ditembakkan polisi.

Hal itu dibenarkan oleh Erni (34), salah seorang warga yang merupakan saudara dari bayi mungil itu. Erni mengatakan, saat kejadian bayi dari kakak kandungnya itu dibawa ke rumahnya.

"Pas datang sama kakak kan ke sininya, si anak itu udah kayak nggak nafas mungkin kaget kan lagi tidur. Sama saya dibasuh air tiga kali mukanya. Agak mending langsung reaksi bisa nangis gitu," kata Erni saat berbincang dengan detikJabar, Selasa (15/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan, proses evakuasi bayi tersebut juga berlangsung dramatis. Sebab kakaknya harus memindahkan bayi itu dari lantai dua rumah di RW 2 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong karena lantai dasar rumah sudah banyak dimasuki gas air mata.

"Diambilnya lewat atap kan di bawah udah pengap, jadi lewat genteng. Jam setengah 12-an pas lagi genting-gentingnya," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Beruntung, kata dia, bayi tersebut selamat. Namun saat ini, bayi beserta orang tuanya diungsikan dari kawasan Dago Elos karena khawatir akan terjadi hal serupa.

Tindakan represif polisi di kawasan Dago Elos ini dikecam oleh warga. Selain menembakkan gas air mata, polisi juga memaksa masuk ke rumah warga dengan mendobrak pintu.

Bahkan empat warga Dago Elos dikabarkan terluka akibat bentrokan. Selain terluka, beberapa warga juga ditangkap dan ditahan.

"Warga yang luka ada 4 tapi bisa dikoreksi, dan sekitar 7 yang ditahan termasuk dari tim advokasi Dago," kata perwakilan Tim Advokasi Dago Elos Heri Pramono saat diwawancarai wartawan.

Selain empat warga tersebut, Heri juga menuturkan ada seorang bayi yang mengalami sesak nafas gegara polisi menembakkan gas air mata ke pemukiman warga.

"Ada satu (bayi) ya kami mendapatkan kabar karena kami kesulitan mendata hingga semalam. Warga tentu sangat ketakutan dengan situasi mencekam itu, tapi pendataan masih terus berjalan," ujarnya.

Lebih lanjut Heri mengatakan jika situasi pada Senin malam tadi begitu mencekam bagi warga RW 2 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong. Sebab menurutnya disaat banyak warga sedang beristirahat, polisi tiba-tiba masuk ke area pemukiman.

"Warga masih tertekan, trauma, takut. Gimana enggak tengah malam polisi datang menggedor, merangsek masuk ke ruang hidup warga Dago Elos khususnya RW 2 yang harusnya polisi tidak bisa masuk," tegasnya.

"Ini kan rumah warga tengah malam lagi. Jadi kami bilang tindakan polisi tindakan brutal," imbuhnya.

Sementara itu, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono memastikan akan menelusuri tindakan anggotanya jika melanggar ketentuan. Namun ia memastikan, penembakan gas air mata dilakukan untuk memukul mundur massa dan diarahkan hanya ke jalan raya.

"Kita gas air mata tidak ke pemukiman, kita hanya ke jalan raya saja tidak ke pemukiman. Ini untuk membuka jalan saja. Nanti kami akan telusuri, karena kami saat itu fokus untuk pembukaan jalan," pungkasnya.

(bba/mso)


Hide Ads