Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar kegiatan pendidikan politik berbasis gender equality, disability, dan social inclusion (GEDSI) bagi pemilih pemula atau generasi Z. Pendidikan ini bertujuan untuk menegakkan keadilan gender dan inklusi.
Pendidikan politik berbasis GEDSI itu dilakukan oleh Program studi Pendidikan Sosiologi UPI. UPI bekerja sama dengan KPU, Bawaslu Jabar, Kesbangpol Jabar, dan berbagai pihak, termasuk perwakilan siswa SMA se-Kota Bandung yang menjadi peserta pendidikan politik.
Ketua LPPM UPI Dadang Sunendar mengatakan, pendidikan politik berbasis GEDSI merupakan pengabdian masyarakat sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Para siswa SMA mendapatkan materi mengenai pendidikan politik bagi pemilih pemula
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mendapatkan dasar-dasar ilmu politik dan praktik, atau simulasi dengan menggunakan alat peraga dari KPU Jabar," ucap Dadang dalam keterangan yang diterima detikJabar, Jumat (11/8/2023).
Sementara itu, Ketua Pengabdian Masyarakat UPI Elly Malihah mengatakan semua pihak perlu memastikan bahwa pemilih pemula, terutama generasi muda harus memiliki wawasan mengenai sistem politik sebagai modal pemilu. Tim pengabdian masyarakat juga menyampaikan soal politik berbasis GEDSI.
"Pentingnya generasi muda memahami bahwa kesetaraan gender harus dilibatkan dalam sistem politik," kata Elly.
Lebih lanjut, Elly menjelaskan, generasi muda atau generasi Z bisa melakukan aksi nyata untuk mengedukasi lingkungan. Mereka bisa memberikan pemahaman tentang kesetaraan gender dalam sistem dan praktik berpolitik.
Para peserta pendidikan politik di kampus UPI itu juga mendapatkan pembelajaran bahasa isyarat. Hal ini bertujuan menciptakan ruang inklusi.
Peserta juga diberikan pendidikan mengenai pengawasan pemilihan umum oleh Bawaslu Jabar. Peserta mendapatkan pemahaman tentang bagaimana generasi muda harus berperan dalam mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum agar berjalan baik, adil, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mereka mendapatkan ilmu tentang strategi untuk memberikan aksi nyata dalam mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum.
Baca juga: Melestarikan Angklung Lewat Ekstrakurikuler |
Sementara itu, Komisioner KPU Jabar Endun Abdul Haq mengatakan pemilih pemula mayoritas kalangan pelajar. Endun menjelaskan pendidikan politik yang dilakukan Prodi Pendidikan Sosiologi UPI sejatinya bisa juga dilakukan oleh berbagai pihak lainnya.
"Hal ini dalam rangka menyebarluaskan pentingnya setiap masyarakat menyadari hak pilih mereka, dan menghindari terjadinya golput maupun pemilihan yang asal-asalan," kata Endun.
(sud/mso)