Rumah Singgah untuk Rasminah yang Berjuang Melawan Tumor Ganas

Kabupaten Indramayu

Rumah Singgah untuk Rasminah yang Berjuang Melawan Tumor Ganas

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Rabu, 09 Agu 2023 13:00 WIB
Kondisi Rusminah yang berjuang melawan tumor.
Kondiri Rasminah yang berjuang melawan tumor (Foto: Istimewa).
Indramayu -

Perawatan intensif harus dijalani Rasminah, perempuan sederhana asal Indramayu, Jawa Barat yang kini mengidap tumor ganas. Namun, karena keterbatasan biaya, sejumlah pihak akhirnya memutuskan rumah singgah untuk perempuan pejuang UU perkawinan tersebut.

Sekretaris Wilayah Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Jabar Darwinih mengungkapkan, keprihatinannya terhadap kondisi Rasminah. Setelah berjuang keras mengajukan permohonan revisi Undang-Undang (UU) Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 soal usia kawin perempuan beberapa tahun lalu, kini Rasminah pun harus kembali berjuang melawan rasa sakit di tubuhnya.

Kondisi ekonomi keluarga yang terbatas, tidak mampu mencukupi kebutuhan operasional selama perawatan Rasminah di salah satu rumah sakit di Cirebon. "Tidak semua ditanggung BPJS, selama berobat jalan kan butuh nebus obat di luar, belum popok, dan lainnya," kata Darwinih kepada detikJabar, Selasa (8/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk memudahkan, KPI Jabar dan Yayasan Selendang Puan Dharma Ayu berinisiatif memberikan rumah singgah (rumah sewa) di sekitar rumah sakit yang ada di Cirebon. Hal itu agar, memudahkan Rasminah yang harus rutin kontrol atau radioterapi.

"Baru 5 kali radioterapi. Makanya sudah setengah bulan Mbak Rasminah tinggal di rumah singgah yang kami sediakan," ungkap Winih.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya aktivis perempuan, uluran tangan untuk membantu proses penyembuhan Rasminah juga datang dari banyak pihak. Terutama dari sejumlah teman-teman yang mengenal persis perjalanan Rasminah kala untuk mengubah batas usia nikah perempuan dari 16 tahun ke 19 tahun.

"Selama ini banyak urun tangan dari teman-teman yang mengenal perjuangan mbak rasminah bukan hanya Indonesia melainkan sampai yang di Amerika," katanya.

Diceritakan Darwinih, sosok pejuang yang juga beberapa kali dipaksa nikah cerai sebelum usia 19 tahun itu pun seolah diabaikan oleh pemerintah. Bahkan, beberapa tahun lalu, keluarga Rasminah tidak mendapat bantuan apapun termasuk jaminan kesehatan.

"BPJS tuh awalnya tidak tercover di tahun 2016 bahkan tidak ada bantuan apapun. Padahal kondisi ekonomi sangat terpuruk," ujar Darwinih yang cukup berat ceritakan keluarga Rasminah.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads