Jalan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang menjadi salah satu jalan yang cukup ikonik di Indonesia. Hal itu lantaran cerita sejarah yang menyelimutinya.
Jalan Cadas Pangeran menjadi salah satu bagian dari proyek pembangunan jalan di utara Jawa kala Belanda saat itu dikuasai oleh kekaisaran Perancis.
Proyek jalan itu terbentang dari Anyer sampai Panarukan atau berjarak sekitar 1.000 KM. Jalan yang dibangun kala Hindia Belanda saat itu diperintah oleh William Daendels (1762-1818). Jalan itu disebut juga Jalan Raya Pos (Grote Postweg).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu sebagaimana yang dikutip dalam buku berjudul Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Ananta Toer, 2006). Dalam buku itu diceritakan bahwa Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda oleh Louis Napoleon Bonaparte yang tidak lain adik dari Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte pada 1808.
Kekaisaran Perancis kala itu telah berhasil menaklukkan dan menguasai Belanda. Kendati demikian, kekuasaannya itu mendapat rongrongan dari kekuatan hegemoni laut Inggris.
Daendels sendiri diutus ke tanah Jawa tidak lain untuk mempertahankan tanah tersebut dari serangan laut Inggris.
Saat ke pulau Jawa, Daendels menempuh jalur darat melalui Paris - Lisboa - Cadiz di Spanyol Selatan. Kemudian, menyebrang ke Kepulauan Kanari di Samudera Atlantik di Barat Afrika Utara, lalu naik ke Kapal Amerika menuju New York. Dari situ naik kapal Amerika menuju Jawa dengan memakai nama samaran, Van Vlierden (nama istrinya).
Baca juga: Sulitnya Mencari Terang di Cadas Pangeran |
Tugas Daendels terpenting kala itu adalah mempertahankan tanah Jawa terutama Batavia sebagai ibukota kerajaan Belanda di Asia. Dan salah satu yang dilakukannya yaitu membangun jalan raya pos yang membentang dari ujung barat Jawa sampai ke ujung timur Jawa.
Saat pembangunan Jalan Raya Pos tiba di Sumedang, Daendels menghadapi kesulitan dimana ia harus menaklukan medan berupa tebing dan jurang.
Pengajar Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Mumuh Muchsin Zakaria membenarkan bahwa Jalan Cadas Pangeran dibangun saat Belanda dikuasai oleh Perancis.
"Hubungan Belanda dengan Perancis kaitannya dengan Jalan Cadas Pangeran pada saat mereka berperang dan Belanda kala itu kalah lalu berada dalam kekuasaan Perancis atau pada saat zaman Napoleon Bonaparte," ungkap Mumuh saat dihubungi detikJabar, Selasa (1/7/2023).
![]() |
Mumuh mengatakan, kemenangan Perancis atas Belanda dalam perang Napoleon menyebabkan pengaruh kekuasaan Perancis menjadi semakin lebih besar.
"Jadi Daendels pun diutus ke Hindia Belanda atas nama Perancis dan pengaruh Perancis begitu besar. Sehingga yang semula wilayah yang ada di luar berada di bawah kekuasaan Belanda menjadi berada di bawah kekuasaan Perancis," paparnya.
Mumuh menjelaskan, Jalan Raya Pos yang dibangun oleh Daendels sendiri tujuan utamanya adalah untuk kepentingan pertahanan dari serangan Inggris.
"Konteks pembangunan Jalan raya Daendels awalnya untuk kepentingan pertahanan atau perebutan dari tentara Inggris. Lalu kemudian efek selanjutnya menjadi untuk kepentingan perekonomian di Hindia Belanda," terangnya.
Mumuh menambahkan, sebelum Indonesia merdeka, bumi Indonesia pernah dijajah bukan hanya oleh Belanda semata tapi juga oleh beberapa negara lainnya.
"Jadi artinya tanah Indonesia ini dulunya pernah juga dijajah oleh Spanyol, Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Jadi bukan Belanda saja, Belanda populer karena periodenya lama," paparnya.
![]() |
Sementara itu dilansir dari situs resmi Dinas Binamarga dan Tata Ruang Provinsi Jawa Barat, https://dbmtr.jabarprov.go.id, Jalan Cadas Pangeran merupakan bagian dari jaringan jalan raya pos (de grote postweg) yang membentang dari ujung barat (Anyer) sampai ujung timur Pulau Jawa (Panarukan/Banyuwangi) atau membentang sepanjang 1.044 kilo meter.
Jalan tersebut dibangun semasa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels berkuasa di tanah Hindia Belanda (Indonesia sekarang) pada 1808-1811.
Kini, Jalan Cadas Pangeran sendiri memiliki dua jalur. Ada jalur lama atau jalur atas dan ada jalur baru atau jalur bawah.
Jalur atas merupakan jalan yang dibangun oleh Daendels pada 1808. Sementara jalur bawah adalah jalan yang dibangun oleh Bupati Sumedang, yakni Pangeran Aria Soeria Atmadja atau Pangeran Mekah pada 1908.
Jalan Cadas Pangeran yang memiliki tebing tinggi dan jurang yang dalam tersebut, disebut-sebut banyak memakan korban jiwa pada saat pembangunannya.
Kini sekitar 214 tahun pun telah berlalu. Jalan Cadas Pangeran menjadi salah satu jalur terpenting yang menghubungkan Bandung - Sumedang - Majalengka - Cirebon ataupun sebaliknya.
(yum/yum)