Ilmuwan Amerika Serikat dan Uni Soviet saling pamer kekuatan di tahun 1950-an. Seakan tak mau kalah, ilmuwan AS menyusun rencana 'aneh dan gila'.
Dikutip dari detikInet, Minggu (6/8/2023), ide gila ilmuwan AS itu, yakni ingin menghancurkan permukaan Bulan dengan meledakkan bom nuklir. Hal itu dilakukan AS, untuk menakut-nakuti Soviet.
Bom nuklir yang disiapkan, disebut ilmuwan AS sebagai Proyek A119 yang berisikan proposal rahasia untuk meledakkan bom hidrogen di Bulan. Dampak bom jenis ini lebih dahsyat dibandingkan bom Hirosima yang terjadi tahun 1945. Bom ini, merupakan jenis baru pada masanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perwira senior di Angkatan Udara Reiffel meminta mempercepat proyek tersebut kepada orang-orang yang terlibat dan meminta membuat banyak laporan antara Mei 1958-Januari 1959 tentang kelayakan rencana tersebut.
Tujuan utama Proyek A119 adalah sebagai unjuk kekuatan. Bom itu akan meledak di Garis Terminator, perbatasan antara sisi terang dan gelap Bulan, untuk menciptakan kilatan cahaya terang yang dapat dilihat oleh siapa pun, terutama oleh Soviet, dengan mata telanjang. Tidak adanya atmosfer di Bulan, berarti tidak akan ada awan jamur.
Meski terjadi perang dingin antara kedua negara tersebut, pada 1950-an perang itu tampaknya tidak dimenangkan oleh AS. Pendapat politik dan populer di AS jika Uni Soviet unggul dalam pertumbuhan persenjataan nuklirnya, khususnya dalam pengembangan dan jumlah, pembom nuklir, serta rudal nuklir..
Bom hidrogen pertama meledak pada tahun 1952. Tiga tahun kemudian Soviet mengejutkan pemerintahan Washington dengan meledakkan bom mereka sendiri. Apa yang dilakukan Uni Soviet pada tahun 1957 merupakan manajer yang lebih baik dengan memamerkan keunggulan dalam perlombaan teknologi luar angkasa melalui peluncuran Sputnik 1, satelit buatan pertama yang mengorbit di seluruh dunia.
Anehnya, ketegangan Perang Dingin juga memotivasi Soviet untuk mengembangkan rencana mereka. Diberi nama sandi E4, rencana mereka adalah tiruan dari rencana Amerika dan akhirnya dibatalkan oleh Soviet karena alasan takut peluncuran gagal dan malah menyebabkan bom jatuh di tanah Soviet.
Seperti ucapan Reiffel di tahun 2000, rencana meledakkan bom nuklir di Bulan sangat mungkin dilakukan secara teknis, dan ledakan itu akan terlihat di Bumi. Rusaknya lingkungan murni di Bulan agaknya tidak terlalu mengkhawatirkan Angkatan Udara AS, meskipun para ilmuwan mengkhawatirkannya.
"Proyek A119 adalah salah satu dari beberapa ide yang dilontarkan sebagai tanggapan yang menarik terhadap Sputnik," ujar Alex Wellerstein seorang sejarawan sains dan teknologi nuklir dikutip dari detikInet.
"Apa yang AS lakukan pada akhirnya adalah memasang satelit mereka sendiri dan itu memakan waktu cukup lama, tetapi mereka melanjutkan proyek ini dengan agak serius, setidaknya hingga akhir 1950-an," tambahnya.
Reiffel menuturkan, pengetahuan yang cukup menarik tentang pola pikir AS pada saat itu, yakni dorongan untuk bersaing dengan cara menciptakan sesuatu yang sangat mengesankan. "Saya pikir, dalam hal ini, rasanya beda tipis antara mengesankan dan mengerikan," tambahnya.
Apakah rencana ini bakal muncul lagi terlepas dari konsensus internasional? Saat ini, Pentagon dan misi luar angkasa AS memang sedang mengincar eksplorasi Bulan selain Mars tapi tampaknya upaya meledakkan nuklir di Bulan tampaknya menguap begitu saja.
Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.
(wip/mso)