Pasangan suami-istri (pasutri) asal Desa Parung, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Osa Maliki dan Entin Kartini menjadi pusat perhatian dalam gelaran Pilkades Serentak tahun 2023. Sebab, keduanya sama-sama mencalonkan diri serta bakal berebut kursi nomor satu di desanya.
Uniknya, baik Osa maupun Entin mengaku tidak mempunyai persiapan khusus. Padahal mereka haru bersaing satu sama lain untuk meraup suara. Lantas bagaimana pasutri tersebut melakukan kampanye damai pada awal Agustus 2023 nanti?
Kepada detikJabar, Osa menyebut kalau keikutsertaan istrinya dalam Pilkades Parung semata-mata untuk mengisi kekosongan calon. Dia mengklaim, jika tak ada yang mendaftar atau terdapat hanya satu calon saja maka pelaksanaan pemilihan tersebut dinyatakan gagal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, kata dia, kemungkinan besar saat kampanye nanti masyarakat akan diarahkan untuk kembali memilihnya sebagai kades atau kuwu. "Kalau ibu sih karena pendamping, diusahakan sih masyarakat tetap memilih saya sendiri. Karena ini hanya sebagai pendamping. Pas pemilihan 2017 juga demikian. Tahun 2023 ikut lagi, karena masyarakat gak ada yang mendaftar," ujar Osa, Jumat (28/7/2023).
Sebelum mencalonkan lagi, Osa menegaskan dirinya sudah mempersilahkan dan legowo jika terdapat masyarakat yang ingin mendaftar sebagai calon kades. Namun menjelang detik akhir penutupan, nyatanya tak ada satupun yang mendaftar.
Melihat hal tersebut, Osa memutuskan mengajak istrinya agar mencalonkan diri. Sehingga dalam Pilkades Parung terdapat dua calon yang akan bertarung.
"Motivasi kami mendaftar karena sudah tidak ada lagi calon. Jadi dengan ibu ini hanya pendamping. Karena kalau tunggal itu tidak boleh, kita tetap menyerahkan kepada masyarakat yang lain untuk mendaftar," jelasnya.
Bisa dibilang momen ini merupakan kali kedua Osa dan Entin bersaing dalam Pilkades Parung. Peluang terbesar, mungkin saja Osa akan terpilih kembali.
Osa menyebut dirinya sudah dua periode menjadi Kuwu Desa Parung. Selama memimpin, dia mengklaim telah melakukan banyak perubahan sampai membangun sejumlah infrastruktur. Karena capaian tersebut, dia diminta masyarakat agar kembali mencalonkan diri walaupun dia punya niatan pensiun.
"Ya Alhamdulillah di desa kami, bahwa tembakau itu sudah dari dulu. Komoditi ini menjadi unggulan. Biasanya dijual sendiri atau ada bandar yang datang. Sama juga ada UMKM olahan singkong warga, sudah berjalan dari dulu. Soalnya masyarakat di desa kami menanamnya singkong, jagung sama tembakau," paparnya.
Sementara itu istri Osa, Entin mengatakan siap berduel melawan suaminya sendiri. Wanita yang sehari-harinya berprofesi sebagai guru PAUD itu akan berusaha sebaik mungkin melakukan kampanye. Namun mungkin ajakannya untuk lebih memilih suaminya.
Entin membeberkan motivasinya ikut serta dalam Pilkades Parung. Alasan terbesarnya mencalonkan diri, tidak lain agar pelaksanaan pesta demokrasi rakyat tersebut dapat berjalan lancar.
"Memang benar bapak ini diminta masyarakat untuk maju lagi, sesuai harapan. Kalau saya daftar di Pilkades ini hanya niatnya untuk mensukseskan saja. Supaya berjalan. Motivasi saya itu. Katanya kalau enggak daftar lagi, Pilkades di desa kami gagal. Daripada gagal, saya daftar terakhir. Pukul 23.55 WIB. Saat itu panitia pilkades bingung, mau ditutup tapi tidak ada yang daftar. Bismillah saja saya masuk," tegasnya.
Meski demikian, Entin juga mengaku siap bila seumpamanya dia menang dalam Pilkades Parung. "Saya kampanyenya ke orang tua murid. Kalau namanya takdir gimana yah, kalau saya menang enggak apa-apa. Enggak ada persiapan apa-apa," tutupnya.
(iqk/iqk)