Respons Plh Walkot Bandung soal Isu Massa 'Berjaga' di Bunbin

Respons Plh Walkot Bandung soal Isu Massa 'Berjaga' di Bunbin

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 27 Jul 2023 13:11 WIB
Patung di Kebun Binatang Bandung.
Patung di Kebun Binatang Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Peringatan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kepada Yayasan Margasatwa Tamansari telah memasuki batas jatuh tempo pada Selasa (25/7/2023) lalu.

Namun hingga hari ini Kamis (27/7/2023) Pemkot belum ada tanda-tanda pemkot bakal segera melakukan penyegelan lahan Kebun Binatang (Bunbin) Bandung. Hal ini disebabkan adanya laporan banyak massa berjaga seolah menjadi 'tim penghadang' di sekitar Bunbin.

"Saya sudah bilang pemerintah itu bukan mencari keributan. Kalau sekarang suasana panas, yah kita lihat dulu. Karena orang kan salah mungkin mengartikan seolah-olah kita ini akan bagaimana-bagaimana, tidak. Kita hanya ingin mengambil apa yang menjadi hak kita, kita ingin amankan aset kita. Toh kita juga ada eksternal audit yang mengingatkan kita, cuman ini dipersepsikan lain hingga mengarahkan orang-orang," kata Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna ditemui di Hotel Horison Bandung, Kamis (27/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ema mengaku Pemkot tengah memikirkan matang-matang langkah agar tak menimbulkan konflik. Ia pun heran mengapa banyak masyarakat berjaga seolah mengadang pihaknya mengambil langkah yang menjadi hak Pemerintah.

"Ngapain kita berhadapan dengan masyarakat? Punteun nya, saya curiga dengan masalah ini, tidak mungkin hideung (inisiatif) pasti ada yang menggerakan. Bukan kita nuduh, saya juga banyak mendengar, tapi saya tidak mau menuduh. Keun we heula urang lalajoan anu abring-abringan sina ngalalaliwet botram diditu (biarkan saja berdatangan, makan bareng disitu (Bunbin))," ujar Ema.

ADVERTISEMENT

Namun ia memastikan, Pemkot bakal tetap mengamankan aset lahan tersebut. Ia pun mengibaratkan jika ada barang yang dimiliki pemiliknya, tentulah harus diamankan agar tak diakui milik orang lain.

"Kalau kapan ya kita nggak bisa mengira-ngira. Ya harus (pengamanan), bagaimana pun juga ini kan aset kita, ayena kieu di rumah aya sendal, aya kursi, diamanken teu mun itu merasa milik kita? Kan diamanken daripada dicuri orang? Cuma kita lihat situasi kalau suasana seperti itu, kita mengalah dulu, landai dulu. Masak kita harus berhadapan dengan masyarakat? Kita ini kan pengayom masyarakat, mungkin mereka belum bulat memahami ini. Biarkan saja, selama ada matahari terbit kehidupan masih berjalan," ucapnya.

(aau/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads