Seorang anak berusia 12 tahun asal Babakancikao, Purwakarta kecanduan menghirup aroma bensin setiap hari yang ada di dalam botol. Kondisi ini sudah berlangsung sejak 2020 di kala masa pandemi COVID-19 lalu yang memaksa siswa belajar dari rumah.
AW (45) orang tua dari IG menceritakan awal mula anaknya jadi kecanduan menghirup aroma bensin. Saat itu ia masih duduk di bangku kelas tiga SD, namun ia harus belajar dari rumah karena COVID-19.
Orang tuanya kerap menyuruh sang anak membelikan bensin eceran, tak disangka ia mencoba menghirup aroma itu dan terus berlanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan jadi sering di rumah, jadi anak tuh suka disuruh ayahnya beli bensin eceran. Kebetulan ayahnya tuh montir. Jadi setiap pulang ke rumah suka diciumin bensin yang dibeli," ujar AW ditemui awak media di kediamannya, Selasa (25/07/2023).
AW mengatakan, kebiasaan mencium aroma bensin membuat ia kecanduan dan tidak bisa lepas dari genggaman botol bensin. Ia kerap marah jika dilarang membawa botol atau menghirup bensin itu.
"Jadi tiap hari dipegangin aja itu bensin sampai mau tidur juga dibawa ke kasur. Kalau engga dikasih nanti dia marah-marah," katanya.
Masih kata AW, sang anak telah menjalani berbagai cara pengobatan. Mulai dari pengobatan umum ke Puskesmas, lalu ke RSUD Bayu Asih, hingga saat ini, anak tersebut tengah menjalani pengobatan alternatif.
"Sudah ke dokter itu ke puskesmas, lalu ke RSUD Bayu Asih, dikasih obat keras untuk saraf, tapi belum ada perubahan. Tapi pas jalanin pengobatan alternatif sekarang sudah mendingan," katanya.
Selama pengobatan alternatif, ia mengatakan, sang anak mulai terbiasa untuk meninggalkan botol yang berisikan bensin.
"Sudah mulai dilepas 3 sampai 4 jam Alhamdulillah. Tapi tetap aja, kalau dipaksa kadang masih suka marah-marah," pungkasnya.
Kondisi ini membuat Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika turun tangan, ia akan menyiapkan tim medis untuk menangani sang anak.
"Nanti akan kami kirimkan tim medis ke rumah sang anak untuk dilakukan pemeriksaan. Misalkan itu perilaku dari gangguan psikologis, maka akan ditangani dengan ilmu yang sesuai," ucap Anne kepada wartawan saat ditemui di Halaman Pemkab Purwakarta.
Dirinya mengatakan tim medis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Purwakarta. akan melakukan penanganan secara bertahap agar sang anak itu tidak lagi kecanduan bensin.
(yum/yum)