Cerita Kolektor Kupon SDSB: Sisa Mimpi Jadi Miliarder

Cerita Kolektor Kupon SDSB: Sisa Mimpi Jadi Miliarder

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 13 Apr 2023 08:30 WIB
Kupon Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB)
Kupon Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB) (Foto: Twitter/istimewa)
Bandung -

Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB) merupakan lotre yang pernah dilegalkan pemerintah era Soeharto, tepatnya 1991-1993.

Soeharto melegalkan SDSB dengan dalih untuk mengembangkan dana olahraga di Indonesia, berkedok sumbangan. Tapi, kenyataannya, sistem sumbangan itu mirip judi yang sudah ada sebelumnya di Indonesia.

Akhirnya pada 24 September 1994, setelah adanya protes disertai kerusuhan, Menteri Sosial Endang Kusuma Inten Soewono mengumumkan penghapusan kupon SDSB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak saat itu, SDSB tinggal cerita. Kupon-kupon SDSB yang tersisa jadi saksi bisu, menyimpan banyak nostalgia.

Cerita yang terkenang di balik kupon SDSB dimanfaatkan masyarakat untuk diperjualbelikan sebagai koleksi. Seperti Masbay (44) kolektor dari Purwakarta yang menjual kupon SDSB dan Porkas (Permainan Pekan Olahraga dan Ketangkasan).

ADVERTISEMENT

"Koleksi antik untuk nostalgia zaman dulu, sekedar untuk kenangan saja tidak ada maksud apapun, hanya untuk nostalgia layak pajang layak koleksi," tulis Masbay dalam iklannya di salah satu e-commerce.

Ia menjual satu lembar kupon SDSB dan satu lembar kupon Porkas dengan harga Rp 10.000 saja. Barang antik yang ia jual ini laris manis, sudah laku terjual pada 91 pembeli.

"Jual dua lembar original, satu lembar Porkas dan satu lembar SDSB, atau dua lembar Porkas. Kalau Porkas itu memasang huruf. Kalo SDSB 4 angka, 3 angka, 2 angka. 4 angka dikali 2500, 3 angka dikali 350, 2 angka dikali 60," kata Masbay saat dihubungi detikJabar Selasa (11/4/2023).

Ia mendapatkan koleksi tersebut dari lelangan beberapa tahun yang lalu. Soal fenomena sosial itu, Masbay tidak merasakan masa-masa saat SDSB berjaya. Namun, ia mengerti sepenggal kisah di sekitarnya, kala setiap orang bermimpi jadi miliarder dalam sekejap malam.

Kupon Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB)Kupon Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB) Foto: Twitter/istimewa

Dulu, SDSB sangat ngetren baik di kota maupun pelosok desa. Hampir setiap hari, obrolan tentang SDSB dan Porkas selalu muncul di tiap kumpulan warga.

"Ya kan zaman kecil dulu lingkungan memang sudah umum dengan adanya Porkas dan SDSB, sekarang cuma buat nostalgia saja. Dulu pernah populer pada masanya," ucap pria asal Magelang ini.

Banyak cerita unik saat mengingat SDSB. Beberapa orang bahkan rela merelakan banyak hartanya untuk bertaruh. Namun, cerita sedih itu tak terdengar dari kampungnya saat masih di Magelang. Ia justru punya cerita bahagia dari tetangganya yang jadi miliuner dadakan.

Tak main-main, nominalnya mencapai satu miliar rupiah.

"Ada dulu saya lupa namanya, pegawai kalo sore sambil narik becak, dapet undian Rp 1 miliar. Awalnya kan tembus 4 angka, nah tiap tembus itu uang hadiahnya dipotong Rp 5 ribu atau Rp 10 ribu gitu ya berupa kupon dalam amplop yang tertera 6 angka. 6 angka tersebut minggu depannya ternyata tembus persis 6 angka, jadi dapet 1 milyar. Dipotong pajak waktu itu kabarnya dapet 800 jutaan, ambil hadiahnya di Jakarta," ceritanya.

Tetangga Masbay langsung jadi kaya mendadak. Uang satu miliar di depan mata, padahal kala itu masih kisaran tahun 90-an awal. Kabar baik itu pun menyebar. Beberapa orang yang memanfaatkan kondisi ini demi ikut kecipratan untung.

"Iya kaya mendadak, banyak yang tiba-tiba ngaku saudara, istri yang kabur juga balik lagi. Ya jaman itu kan harga rokok juga masih 500 rupiah sebungkus, bisa di kira-kira berapa nilainya sekarang," kata Masbay.

Masbay juga menceritakan sekilas dalam ingatannya, bahwa kala itu SDSB punya hitungan atau ramalan. Ia mengaku punya koleksi kertas lamaran ini, namun belum berniat mengiklankannya.

"Kan dulu di hari pas mau pembukaan kupon itu banyak yang jual ramalannya. Ada kertas-kertas lembaran ramalan belum saya iklan," ujar Masbay.

(aau/yum)


Hide Ads