Ida, TKW asal Cianjur yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Dubai saat ini dalam proses pemulangan ke Indonesia. Hal tersebut dikatakan Kepala BP2MI Beny Rhamdani.
"Terkait Bu Ida sudah dalam proses di KBRI dalam pengamanan, sedang menunggu proses pemulangan," kata Beny disela FGD BP2MI Jabar di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Senin (24/7/2023).
Beny menyebut, BP2MI saat ini melakukan pendampingan terhadap keluarga Ida. "Kami lakukan penguatan karena anaknya masih kecil-kecil," ujar Beny.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurut Beny proses hukum masih berlanjut. Tak hanya penangkapan calo, Beny juga mendorong agar sindikat atau bandar TPPO ini ikut ditangkap.
"Polri melalui Polres Cianjur sedang melakukan penyidikan, langkah hukum sedang berproses, si calo sudah ditahan dan kita ingin tahu siapa sih yang biayai calo tersebut karena selalu ada bandarnya," ungkapnya.
"Hukum tidak boleh hanya memenjarakan teri dan gabus, tapi bagaimana ikan pausnya, hukum dinilai berfungsi dan negara akan dinilai, negara tidak kalah dengan sindikat TPPO," tegas Beny.
Tak hanya itu, pendampingan hukum terhadap TKW Ida sudah dilakukan oleh Lembaga Keadilan Cianjur. "Jika diperlukan kami akan melakukan pendampingan bahkan gratis, tidak perlu bayar," tambahnya.
Seperti diketahui, di Dubai Ida disekap dan dijadikan PSK oleh WNA Bangladesh. Informasi terakhir, Ida masih dalam proses pemeriksaan Polisi di Dubai.
Sementara itu, BP2MI mengandeng berbagai stakeholder dalam kegiatan FGD di Hotel Savoy Homann. Kegiatan itu dihadiri perwakilan Polres se-Jawa Barat, kejaksaan, dan perguruan tinggi. Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan chemistry antara BP2MI dan seluruh stakeholder.
"TPPO tidak hanya diselesaikan bagaimana kita lakukan proteksi dengan sosialisasi yang masif, informasi yang aktif, pencegahan yang progresif, dan penegakan hukum. Tapi membangunkan kesadaran bersama, kita perlu bertemu, satu meja, misal BP2MI dengan teman-teman kejaksaan se Jabar, teman-teman Polda se-Jawa Barat dengan polres-polresnya," jelasnya.
"Ini bagus untuk membangun chemistry, jika masing-masing lembaga memiliki ego, maka tidak akan ada pencapaian atas apa yang ingin kita kerjakan untuk perang melawan sindikat TPPO," tambahnya.
Dalam FGD itu, Beny juga menyebutkan angka pengangguran di Indonesia tinggi, sehingga banyak orang yang tertarik ingin menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
"Indonesia hari ini pengangguran sangat tinggi, angkatan kerja juga tinggi, pengangguran 8,2 juta, lapangan kerja didalam negeri terbatas, peluang kerja di luar negeri yang ditangkap," ujarnya.
Menurut Beny, agar menghindari timbulnya kasus TPO. Dia bersama pemerintah mendorong kesiapan SDM yang siap bekerja di luar negeri. Bagaimanapun menurut Beny, PMI ini merupakan pahlawan devisa negara.
"Siapkan SDM bersama pemerintah daerah, kita ingin kirim mereka yang memiliki kompetisi dan keahlian sehingga jika orang melihat baik atau tidak gimana PMI kita, mereka yang ditempatkan di luar negeri benar-benar kompeten, benar-benar disiplin dan menunjukan atitude orang Indonesia, taat hukum dan tidak menciptakan masalah di luar negeri, jadi orang baik," paparnya.
Beny menuturkan tiga musuh penting yang diperjuangkan BP2MI saat ini. Dia mengatakan, pekerja migran Indonesia tidak boleh direndahkan.
"BP2MI sedang melawan tiga kejahatan besar terhadap pekerja migran Indonesia. Yakni, merubah mindset atau paradigma dimana pekerja migran Indonesia dianggap pekerja rendahan, dipandang sebelah mata, dan dianggap sumber masalah. Kedua, BP2MI sedang memerangi sindikat penempatan ilegal pekerja migran Indonesia atau TPPO. Ketiga, berperang melawan praktek ijo rente," tutur Benny.
(wip/orb)