Serunya Bocah Cimahi Berburu Layangan di Tengah Kritisnya Lahan Bermain

Serunya Bocah Cimahi Berburu Layangan di Tengah Kritisnya Lahan Bermain

Whisnu Pradana - detikJabar
Minggu, 23 Jul 2023 17:15 WIB
Bocah-bocah di Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, berburu Layang-layang yang Kalah Usai Beradu
Bocah-bocah di Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, berburu layang-layang yang kalah usai beradu (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Cimahi -

Entakan sandal jepit disertai teriakan bocah-bocah memecah suasana sepi di Kompleks Nusa Persada, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Minggu (23/7/2023).

Siang hari, terlebih di hari Minggu, suasana kompleks yang berdiri sejak tahun 80-an itu biasanya memang sepi. Penghuninya lebih memilih istirahat, terlebih panas matahari menyengat kulit.

Beberapa pekan belakangan, suasana mendadak berubah. Bocah-bocah ramai lalu-lalang, membawa galah. Kepala menghadap ke langit, sambil mengangkat galah yang mereka bawa. Ternyata mereka sedang berburu layang-layang yang putus usai kalah beradu di ruang udara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka bukan bocah-bocah kompleks, melainkan warga kampung tetangga, bahkan ada yang dari tempat agak jauh. Namun kompleks itu jadi arena berburu karena banyak layang-layang yang putus dan jatuh di lokasi tersebut.

Insting berburu layang-layang itu lahir secara alamiah. Tanpa ada teori khusus di ruang kelas, tapi terasah karena praktik dan menyelami hobi secara langsung tak peduli matahari membakar kulit.

ADVERTISEMENT

"Lagi cari layangan yang putus. Lebih seru ngaboro (berburu) daripada beli layangan, soalnya bisa rebutan sama orang lain," kata Roni (11), salah seorang bocah pemburu layang-layang saat berbincang dengan detikJabar.

Rumahnya ada di Cibogo Lamping, kawasan permukiman berjarak sekitar 1 kilometer dari tempatnya mencari peruntungan. Ia datang dengan empat orang temannya.

"Ya sama teman-teman kesininya, jalan kaki. Tadi sudah ada teman yang dapat satu, layangan gombres (layangan berukuran besar)," ucap Roni.

Keseruan mereka ngaboro layangan biasanya dilakukan sejak pagi hari sampai waktu magrib tiba. Entah dapat atau tidak, setidaknya mereka mampu merasakan kesenangan dan kebahagiaan bisa bermain di usianya saat ini.

"Biasanya dari jam 9 sampai jam 12 siang. Terus pulang dulu, salat sama makan. Nanti jam 2 berangkat lagi. Kadang kalau enggak ke kompleks, itu ke sawahnya. Tapi biasanya layangan itu jatuh di kompleks, kebawa angin," ucap Roni.

Minim Ruang Terbuka Untuk Bermain

Keseruan mereka berburu layang-layang, terkadang berbuah kemarahan warga. Benang layangan yang menjuntai, biasanya nyangkut di antena dan kabel listrik.

"Biasanya suka dimarahin juga, karena layangan nyangkut di antena terus kita ambil pakai kayu, nanti antenanya rusak," kata Fahri (13), bocah lainnya.

Bocah-bocah di Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, berburu Layang-layang yang Kalah Usai BeraduBocah-bocah di Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, berburu Layang-layang yang Kalah Usai Beradu (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).

Jika sudah kena marah, biasanya mereka kabur terlebih dahulu. Namun tak berselang lama, pasti balik lagi. Kena marah warga, kata Fahri, jadi satu bentuk keseruan lainnya saat berburu layang-layang.

"Ya biarin aja, tinggal lari. Nanti balik lagi, kalau dimarahin ya kabur lagi aja," tutur Fahri seraya tertawa.

Fahri mengakui, kalau saat ini lahan terbuka serupa lapangan untuk arena bermain kian terkikis berganti perumahan. Beruntung di belakang kompleks tempatnya berburu layang-layang, masih tersisa lahan sawah dan kebun yang menunggu waktu untuk beralih fungsi juga.

"Kalau di Leuwigajah, cuma di sini yang masih ada kebun sama sawah. Kalau di tempat lain sudah nggak ada. Buat main bola juga sekarang sudah nggak ada lahan, harus nyewa lapangan futsal baru bisa main bola. Kalau main di jalan biasanya dimarahin warga, karena banyak motor sama mobil lewat," kata Fahri.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads