Gunung Papandayan adalah salah satu gunung yang ada di Kabupaten Garut. Gunung ini terkenal di berbagai kalangan lantaran merupakan salah satu kawasan yang memiliki keindahan memesona.
Pemandangan alam yang indah menjadi daya tarik utama Gunung Papandayan yang secara administratif terletak di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut ini. Maka tak heran, jika Gunung Papandayan menjadi favorit wisatawan dari berbagai daerah.
Ngomong-ngomong soal Gunung Papandayan, gunung yang satu ini adalah gunung berapi aktif, yang berjenis Stratovolcano. Jika mengacu kepada penjelasan yang diterangkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui laman magma.esdm.go.id, gunung api strato, atau stratovolcano adalah gunung api yang tersusun atas perselingan endapan piroklastika dan aliran lava.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena berstatus gunung berapi, Gunung Papandayan tercatat sudah beberapa kali meletus. Asty Alsela dan Esmeralda C. Djamal dari Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, dalam sebuah jurnal berjudul Identifikasi Status Aktivitas Gunung Papandayan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation mengatakan, jika Gunung Papandayan meletus lebih dari satu kali.
"Gunung Papandayan telah tercatat terjadi sejarah letusan 11 kali sejak tahun 1772 dan terakhir kali terjadi tahun 2002," ujar keduanya seperti dikutip detikJabar dari situs repository.unjani.ac.id, Sabtu, (22/7/2023).
Sedangkan berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Pemda Garut, melalui situs visitgarut.garutkab.go.id, letusan Gunung Papandayan yang paling besar terjadi pada Agustus 1772. Kala itu, berkubik-kubik material alam dimuntahkan hingga meluluhlantakkan 40 desa di sekitarnya, dan menelan korban sebanyak 3 ribu orang.
Masih dalam situs yang sama, Pemda Garut menerangkan jika Gunung Papandayan diketahui memiliki luas total 7.132 hektare. Terdiri dari kawasan cagar alam dengan luas 6.807 Ha, serta taman wisata alam seluas 225 hektare.
Adapun pengelolaan Gunung Papandayan, berada di bawah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dengan status kepemilikan lahan dikuasai Departemen Kehutanan RI. Sedangkan pengelolaan taman wisatanya, saat ini dikelola oleh pihak swasta, yakni PT AIL.
"Memiliki ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut. Di Gunung Papandayan ini terdapat banyak kawah yang aktif," tulis Pemda Garut.
Ada beragam fauna yang hidup di Gunung Papandayan, khususnya di blok cagar alam. Mulai dari babi hutan, macan kumbang, macan tutul, hingga rusa, lutung dan surili. Sama halnya juga dengan flora, ada beragam tumbuhan khas, yang eksis di Gunung Papandayan. Tapi, yang paling ciamik adalah edelweis. Tanaman berjuluk 'bunga abadi' yang hanya bisa ditemui di beberapa tempat saja, itu bisa dengan mudah dilihat di Gunung Papandayan.
Kejadian letusan di masa lalu,dan beragam hal yang dimiliki kemudian membentuk Gunung Papandayan seperti dewasa ini. Keindahannya juara, dan tak perlu untuk diragukan lagi. Maka tak heran jika Gunung Papandayan selalu mendapat tempat di hati wisatawan.
Kecantikan Gunung Papandayan ini, tak hanya dipuji wisatawan lokal. Zaman dulu, menak-menak dari Eropa bahkan secara khusus menyempatkan diri untuk berkunjung ke gunung yang satu ini.
Salah satunya adalah Adipati Agung Franz Ferdinand. Pewaris takhta kerajaan Austria-Hungaria, yang dilaporkan berkunjung ke Gunung Papandayan pada tahun 1893 silam. Kedatangan Franz Ferdinand ke Gunung Papandayan ini, terabadikan dalam sebuah berita yang dimuat surat kabar Het Vaderland yang terbit tanggal 11 April 1893.
"Pagi ini sangat ramai di Tandjong Priok, ketika Archduke Franz Ferdinand tiba di sana dan berkendara ke Weltevreden (Gambir) pada pukul setengah sepuluh dengan kereta Gubernur Jenderal. Rabu pergi ke Garut; di perjalanan ada jeda di Bandung. Kamis, perjalanan dilakukan ke Papandayan, Jumat ke Danau Bagendit. Sore hari Archduke akan pergi ke Cianjur dan pada hari Sabtu berburu rusa," Tulis surat kabar Het Vaderland menggambarkan situasi kedatangan sang menak kala itu, seperti dikutip detikJabar dari laman delpher.nl.
Selain Franz Ferdinand, tokoh internasional pada masanya yang pernah berkunjung ke Gunung Papandayan juga adalah King Chulalongkorn. Menurut Sejarawan Warjita, Chulalongkorn datang dua kali ke Garut. Dalam kunjungannya yang didampingi banyak pengikut, Rama V mengunjungi beberapa tempat di Kota Dodol, seperti Gunung Papandayan dan Situ Bagendit.
"Beliau datang ke Garut itu sekitar tahun 1896 dan 1901," katanya.