Geger Siswa Sukabumi Masuk Kubangan Lumpur Saat MPLS

Geger Siswa Sukabumi Masuk Kubangan Lumpur Saat MPLS

Siti Fatimah - detikJabar
Sabtu, 22 Jul 2023 10:45 WIB
ilustrasi lari lumpur
Ilustrasi. (Foto: thinkstock)
Sukabumi -

Aktivitas perpeloncoan pada masa pengenalan lingkungan siswa (MPLS) masih terjadi di Kabupaten Sukabumi. Ratusan siswa yang mengenakan pakaian olahraga terpaksa harus masuk ke kubangan lumpur oleh panitia MPLS yang tak lain adalah kakak kelasnya.

Video perpeloncoan itu tersebar di aplikasi perpesanan. Ada enam potongan video yang diterima detikJabar. Video tersebut menunjukkan para siswa yang dipaksa turun ke sawah dan kubangan lumpur. Terdengar suara panitia yang meneriaki siswa.

"Buru kadinya keh*d. Lain jalan kaluar, jalan galengan keh*d (cepat ke situ. Bukan jalan keluar, jalan pematang sawah)," ucap seorang panitia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, dalam video dinarasikan ada banyak siswa yang tak sadarkan diri. "Banyak yang pingsan guys aduh karunya (kasihan). Ampun ieu nu di MOS kuat karitu (ampun ini yang ikut MOS sampai segitunya)," ucap seorang warga pengunggah video.

Pada potongan video lainnya, terlihat seorang siswa yang nampak kedinginan. Ia tergeletak di sebuah rumah warga dengan kondisi wajah pucat dan tubuh ditutupi selimut.

ADVERTISEMENT

Dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMKN 1 Gunungguruh Ai Sumarni mengatakan kejadian tersebut merupakan kesalahpahaman antara pihak sekolah dan panitia MPLS. Dia mengatakan, ada lima pos yang disediakan panitia dan peristiwa dugaan perpeloncoan itu terjadi di pos tiga.

"(Niat awalnya) membahagiakan anak dengan game-game di setiap posnya. Itu yang kami rencanakan diawal. Kemudian pada pos 3 ternyata ada kawan-kawan yang mungkin kurang menyimak penjelasan dari kami, sehingga terjadi miskomunikasi dan anak-anak itu diminta untuk turun ke sawah, padahal itu di luar dari rencana kami," kata Ai kepada awak media, Sabtu (22/7/2023).

Dia sempat membantah ada siswa yang pingsan akibat kegiatan MPLS, namun kemudian membenarkan jika dua orang siswa sempat tak sadarkan diri.

"Anak-anak pingsan itu bukan karena anak-anak capek, sebetulnya bukan. Yang kecapekan itu ada dua, tapi sudah kami obati dan tidak jadi masalah. Tapi pingsan yang sampai ke rumah sakit itu yang tidak ikut kegiatan (MPLS) justru," ujarnya.

"Dia punya riwayat penyakit jantung dan kami sudah mengobatinya ke RS Betha Medika. Bahkan sampai pulang ke rumahnya, anak sudah sehat kembali," sambungnya.

Dia mengatakan, kegiatan MPLS itu diikuti oleh 530 anak dari total siswa baru 565 orang. Beberapa siswa yang sakit tidak diikutisertakan. Para siswa mengikuti kegiatan dengan menempuh perjalanan kurang lebih 8 kilometer dari sekolah.

"Sebetulnya dekat. Kalau diputar-putar ya 8 km tapi tidak jauh gitu, masih di wilayah Gunungguruh hanya sampai Cikujang. Sawahnya itu kan di Cikujang," tuturnya.

Atas kejadian tersebut, pihaknya mengaku sudah memanggil panitia MPLS dan memastikan tidak akan terjadi hal serupa. Dia juga akan mengevaluasi seluruh kegiatan MPLS di SMKN 1 Gunungguruh.

"Ke depan kami akan evaluasi setiap kegiatan yang kami lakukan. Hal apa yang mengakibatkan ini terjadi, setelah dievaluasi kita akan mengadakan rencana tindaklanjut agar tidak terjadi hal-hal seperti itu. Pendidikan itu niat kami mendidik ke arah-arah yang positif. Itu tidak akan terjadi lagi, kita akan membuat program yang jelas," tutupnya.

(orb/orb)


Hide Ads