Nasib pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur menuai sorotan akhir-akhir ini. IKN yang merupakan proyek andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini sedang digenjot progresnya.
Namun muncul sorotan terkait kelanjutan IKN tersebut setelah masa jabatan Jokowi selesai pada 2024 mendatang. Bakal calon Presiden Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan juga telah buka suara soal nasib proyek IKN. Keduanya bicara soal kelanjutan pembangunan megaproyek itu.
Merespons hal itu, penggagas desain IKN Nyoman Nuarta ikut mengomentari nasib proyek yang sedang ia kerjakan tersebut. Nyoman percaya, siapapun presiden yang terpilih nanti, akan melanjutkan pembangunan ibu kota pengganti Jakarta itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita percaya, Saya yakin itu diteruskan oleh penggantinya," kata Nyoman saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
Bahkan pria kelahiran Tabanan, Bali 14 November 1951 ini mengaku, ada ungkapan jika pembangunan IKN tidak dilanjut oleh pemerintah pusat, maka pembangunan diambil alih oleh pemerintah daerah.
"Bahkan sampai bilang kalau gak dilanjut pemerintah pusat pemerintah daerah mau nerusin, tapi tidak saya kira," ujarnya.
Pematung terkenal yang telah membangun berbagai ikon di Indonesia seperti patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali ini mengungkapkan, seharusnya siapapun pemimpin bangsa nanti harus bangga dengan proyek IKN.
"Jadi kita ini, saya di luar politik ini, harusnya bangga bahwa kita istana dibangun orang kita, disitu juga ada masjid agung IKN, harus lihat nanti, itu saya juga rancangannya," pungkasnya.
Sebelumnya, dalam acara IDE Conference 2023 di Jakarta, Kamis (20/7/2023), Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan membeberkan pendapat mereka soal proyek IKN. Ganjar menegaskan proyek IKN Nusantara harus dilanjutkan.
Dia pun membeberkan tiga alasannya. Pertama, siapapun pemimpinnya harus melanjutkan proyek IKN karena sudah diatur dalam Undang-Undang (UU).
"Jadi siapapun pemimpinnya mesti melaksanakan. Karena itu bunyi undang-undang sesuai dengan sumpah. Apakah Presiden, apakah kepala daerah itu disumpah untuk melaksanakan UU," kata Ganjar.
Kedua, memindahkan ibu kota ke IKN bukan hanya sekedar memindahkan gedung dan mengganti nama, tapi berkaitan erat dengan mindset dalam membangun kota masa depan berteknologi tinggi.
Ketiga, di IKN akan dibangun fasilitas kelas dunia, termasuk fasilitas layanan kesehatan. "ini betul-betul mimpi, ke kemajuan yang dimulai dari nol," ujar Ganjar.
Berbeda dengan Ganjar, Anies Baswedan tidak tegas menjawab akan melanjutkan proyek IKN Nusantara atau tidak jika terpilih jadi presiden. Anies justru menekankan dilanjutkan atau tidak proyek IKN jangan didasari selera pemangku kebijakan.
"Jadi ini bukan selera saya akan teruskan atau tidak, justru harus libatkan semua," kata Anies
Masalah kelanjutan proyek IKN menurut Anies harus dikaji matang termasuk mempertimbangkan proyek itu dengan pandangan ilmu pengetahuan, data, dan fakta di lapangan.
Bila ternyata setelah dikaji hasilnya baik, maka bisa saja diteruskan, sebaliknya bila hasilnya kurang baik maka tidak perlu diteruskan.
"Unsur ilmu pengetahuan, data dan fakta, itu jadi penentu untuk pengambilan keputusan. Kalau itu dipandang sebagai sesuatu yang objektif dan assesment-nya itu baik, let's proceed. Tapi kalau tidak jangan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
(bba/orb)