Hilmi Fauzan (19), merdu saat bersenandung diiringi teman-temannya yang memainkan alat musik marawis. Ia merupakan salah satu penghuni Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Citeureup, Kota Cimahi.
Rabu (19/7/2023) pagi, mereka kedatangan tamu. Penampilan marawis yang dipertunjukkan, merupakan satu dari sekian keterampilan penyandang disabilitas termasuk dirinya.
Remaja asal Lampung itu jauh-jauh datang ke Kota Cimahi, demi menggapai asa menjadi seorang hafiz. Latar belakang keluarganya bukan orang yang mampu-mampu amat. Ketika ada peluang di depan mata, sontak disambut dengan tangan terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya datang itu tahun 2021 kemarin, bulan Juni. Niat saya ke sini, memang ingin belajar jadi hafiz," kata Hilmi saat berbincang dengan detikJabar.
Usahanya tak sia-sia, sebab kini ia sudah mampu menghapal tujuh juz. Perjalanannya menjadi hafiz Al-Qur'an masih panjang. Ia tak boleh leha-leha, terlebih punya cita-cita melanjutkan pendidikan di pesantren.
"Alhamdulillah baru 7 juz, Insyallah masih panjang dan harus lebih giat lagi biar bisa jadi hafiz 30 juz," ucap Hilmi.
Sadar punya banyak kekurangan, Hilmi memiliki metode belajar tersendiri. Ia perlu bantuan orang lain melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an, setelah itu dengan pendengaran dan ingatannya, Hilmi mulai menghapal lalu mengulang lagi ayat-ayat tersebut.
"Jadi kalau saya metodenya seperti itu, mendengar dulu bacaan orang lain, terus saya hapal, lalu saya coba ingat dan coba bacakan lagi. Alhamdulillah bisa diterapkan dengan baik," kata Hilmi.
Tak hanya belajar menghapal Al-Qur'an saja, ia juga belajar banyak hal di SLBN A Citeureup. Mulai dari kesenian marawis, dan keterampilan lainnya. Beruntung, ia tak perlu mengeluarkan biaya apapun mengingat ada fasilitas asrama di tempat itu.
"Alhamdulillah saya tinggal di sini, sudah difasilitasi. Jadi semuanya tinggal menjalankan saja, belajar sampai istirahat. Insyaallah nyaman di sini," kata Hilmi.
Namun ia tak bisa berlama-lama di tempatnya menuntut ilmu saat ini, sebab ia berhasrat melanjutkan pendidikan ke pesantren agar menunjang mimpinya menjadi hafiz.
"Kalau di sini, mungkin cuma sampai lulus SMP. Setelahnya, saya rencana ingin melanjutkan sekolahnya di pesantren. Jadi bisa lebih fokus untuk mimpi saya jadi hafiz," kata Hilmi.
(iqk/iqk)