Kasus yang membelit pimpinan pondok pesantren (ponpes) Al-Zaytun Panji Gumilang masih berlanjut. Penyelidikan yang dilakukan Bareskrim Polri masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.
Terbaru, dua nama terseret dalam kasus ini untuk dimintai keterangan sebagai saksi oleh Bareskrim Polri. Kedua saksi itu, yakni mantan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim dan seorang pendeta yang ikut dalam salat berjemaah di ponpes ini.
Dari video yang beredar, pendeta berinisial CHMP ikut dalam barisan saf salat di Ma'had Al-Zaytun. CHMP diperiksa, Jumat (14/7) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari detikNews, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan pendeta berinisial CHMP telah memenuhi panggilan Bareskrim Polri.
"Sampai saat ini dalam pemeriksaan yaitu pendeta yang ikut dalam barisan saf salat, sesuai yang ada di video," ujar Ramadhan di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.
Selain itu, mantan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim juga telah memenuhi panggilan sebagai saksi. Pihaknya juga memanggil FAW yang merupakan istri Panji Gumilang.
Bareskrim saat ini fokus pada pemeriksaan terhadap saksi-saksi sekaligus mengumpulkan bukti. Setelah hal-hal tersebut rampung, menurut dia, penyidik akan melakukan gelar perkara untuk menentukan apakah Panji layak ditetapkan sebagai tersangka atau tidak.
Terpisah, pemeriksaan terhadap Lucky Hakim karena pernah membahas tentang Ponpes Al Zaytun dalam podcast bersama artis Uya Kuya di channel Uya Kuya TV. Dalam podcast berdurasi 38 menit itu, Lucky mengutarakan pengalamannya saat berkunjung ke ponpes yang kini tengah menjadi kontroversi tersebut.
Banyak keganjilan yang dirasakan Lucky Hakim salah satunya saat diundang ke acara ulang tahun Panji Gumilang. Lucky disambut dengan lagu Havenu Shalom Aleichem dari situ Lucky mengaku ada perbedaan dari ajaran Panji Gumilang.
"Cuma gue berpikir, ini berbeda. Ya berbeda saja, nggak seperti yang, kan saya sering ke pesantren-pesantren lain di Indramayu dan bahkan di Indonesia lainnya berbeda, nggak seperti biasanya," kata Lucky dalam podcast itu.
Kepada wartawan Lucky mengatakan, kedatangan ke ponpes terbesar di Indonesia ini pada 29-30 Juli 2022 itu tidak ada kepentingan agama, namun ingin mengajak masyarakat Indramayu belajar bertani dan membuat kapal di Al-Zaytun.
"Saya mau lihat semuanya yang heboh-heboh ini. Saya bilang heboh karena memang semua serba besar. Ini pesantren terbesar se-Indonesia, tanahnya besar sekali," ungkap Lucky.
Dia menyebut tak pernah memberikan sokongan dana ke ponpes itu. Namun dia mengakui pernah menerima barang dari ponpes tersebut berupa peci dan jas.
"Kalau saya personal tidak ada. Lalu pernah nggak saya menerima sesuatu dari A-Zaytun? Pernah, yaitu jas dan peci yang saya datang waktu itu," katanya.
Lucky mengatakan Al-Zaytun merupakan pembayar PBB terbesar di Indramayu. Menurutnya, keheranan berikutnya yang dirasakan Lucky yakni listrik ponpes Al-Zaytun yang dibayar Rp 170 juta. Dia heran uang yang didapat ponpes Al-Zaytun dari mana.
"Bayar listriknya seratus berapa juta, Rp 170 jutaan kan gitu. Uangnya dari mana?" ucapnya.
"Fokus saya itu nggak yang ke arah agama pada saat itu. Saya cuma fokus tentang petani dan nelayan supaya bisa diajari lebih bagus, selebihnya ya tidak," ujar Lucky.
Lucky mengaku sempat muncul di benaknya tentang bagaimana cara Panji Gumilang bisa memiliki uang sebanyak itu. Hanya, dia mengatakan tak berani menanyakan langsung kepada Panji dengan alasan azas kesopanan.
"Tidak mungkin saya nanya uangnya dari mana. Saya cuma, kok kaya banget, hebat amat. Dibilang itu dari usaha agrobisnis dan lain lain," ujar Lucky.
(wip/dir)