Cerita Wagub Uu Panas-panasan hingga Tidur di Pinggir Jalan

Cerita Wagub Uu Panas-panasan hingga Tidur di Pinggir Jalan

Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 14 Jul 2023 05:00 WIB
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum di sela menjalankan ibadah haji.
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum di sela menjalankan ibadah haji. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Pelaksanaan ibadah haji 2023 menyisakan kesan tersendiri bagi Wakil Gubenur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum. Uu yang merupakan amirul hajj alias pemimpin rombongan jemaah haji asal Jabar mengaku banyak mendapat pengalaman baru selama menunaikan ibadah haji.

"Perjalanan haji kemarin saya banyak mendapat pengalaman," kata Uu mengawali ceritanya, Kamis (13/7/2023).

Uu mengatakan, ibadah haji tahun ini terbilang cukup mahal untuk mereka yang berangkat tidak melalui jalur pemerintah atau mandiri. Sebab menurutnya, biaya yang dikeluarkan untuk berbagai keperluan seperti transportasi hingga ongkos menginap sangatlah besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang kalau jemaah haji tidak ikut pemerintah itu mahal, antara Mekah sampai Madinah carter mobil itu Rp 6 juta harganya, pulangnya sama. Tidur di hotel di Madinah satu malam Rp 14 juta, begitu juga transportasi dari hotel dengan Masjidil Haram itu 500 real, kan luar biasa," ungkapnya.

"Makan minimal 20 real sekali makan. Coba dihitung sama pesawat dan lainnya. Makanya bersyukur kepada pemerintah yang membantu ibadah haji, Mekah Madinah gak begitu mahal bayarnya, tidur dan makan disediakan. Oleh karena itu kita dukung program pemerintah," lanjut Uu.

ADVERTISEMENT

Uu juga menuturkan, jemaah ibadah haji 2023 terbilang yang paling banyak jumlahnya. Bahkan kata dia, jemaah haji asal Jabar yang biasanya sebanyak 27 ribu orang, kini bertambah menjadi sekitar 41 ribu orang.

"Saat antri di Arafah itu lumrah, tapi sekarang makin banyak," ucap dia.

Menurut Uu, selama ibadah haji, jemaah khususnya dari Jabar mendapat pelayanan yang sesuai. Misalnya tempat menginap yang kini diberi fasilitas pendingin ruangan hingga suplai konsumsi yang tidak berhenti.

"Di tenda dulu kan tidak ber-AC, hanya karpet, sekarang semua ber-AC, di bawahnya ada kasur dan bantal. Makan dikasih, air tidak habis tiap tenda itu saking banyaknya, ada juga buah-buahan," tutur dia.

Namun, Uu juga mengakui banyak persoalan yang terjadi selama ibadah haji berlangsung. Misalnya ketika jemaah berkegiatan di Muzdalifah. Saat itu kata dia, ada keterlambatan saat proses pengangkutan jemaah dengan bus.

Karena keterlambatan itu, banyak jemaah yang harus menunggu berjam-jam di bawah terik matahari. Parahnya lagi, ketersediaan air minum pun minim saat itu.

"Setelah jam 12 malam bergeser, saking banyaknya agak telat. Biasanya jam 6 pagi sudah selesai ini sampai jam 12 siang, disitu panas tidak ada atap air kurang dan lainnya. Menurut saya penyebabnya hanya satu yaitu keterlambatan bus, saya juga nunggu," ucap Uu.

Belum lagi, jemaah juga harus berjalan kaki sejauh 7 kilometer dari Muzdalifah menuju Mina. Uu mengakui hal tersebut menjadi kegiatan paling melelahkan selama pelaksanaan ibadah haji.

"Disitu mulai capeknya ibadah haji, dari Arafah ke Muzdalifah, ke Mina agak jauh jalan kaki 7 kilometer. Belum lagi masih banyak jemaah yang belum paham (tata cara haji)," jelasnya.

Uu juga menjelaskan soal postingannya di media sosial yang menunjukkan dirinya sedang berbaring di pinggir jalan. Postingan itu ramai diperbincangkan karena diunggah saat momen banyak jemaah yang terlantar di tanah suci.

Mantan Bupati Tasikmalaya ini mengatakan, jika saat itu dirinya memang sengaja untuk beristirahat di pinggir jalan sembari menunggu waktu lempar jumrah di Mina. Saat itu Uu menceritakan jika dirinya tidak mungkin kembali ke tenda saat menunggu giliran lempar jumrah.

"Jadi, kan bolak balik jauh, menunggu waktu untuk jumrah selanjutnya saya diem disitu di pinggir jalan, kalau ke hotel gak boleh, balik lagi ke tenda 7 km, jadi kepaksa saya diam disitu dan menunggu waktu," ujarnya.

"Itu sudah dilakukan selama berhaji, kecuali pas ONH Plus, kan tendanya dekat dengan jamarat. Beberapa kali saya haji kan reguler, jadi bukan terlantar cuma irit tenaga agar gak terlalu jauh jalan kakinya. Karena dari jamarat ke Masjidil Haram jalan kaki," tutup Uu.

(bba/orb)


Hide Ads