Hujan masih terjadi di wilayah Jawa Barat, meski saat ini sudah masuk musim kemarau. Apa penyebab hujan masih terjadi di Jabar? Berikut keterangan dari BMKG.
Forcaster On Duty di Stasiun Geofisika Bandung Darmawan mengatakan, pertumbuhan awan akibat gelombang rossby ekuator masih terjadi.
"Masih ada gelombang rossby masih berpengaruh di wilayah Indonesia, itu membuat pertumbuhan awan," katanya dihubungi detikJabar via sambungan telepon, Rabu (12/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmawan juga menyebut, bibit siklon tropis pun masih terjadi di timur Philipina dan akan menjadi bibit siklon tropis 24 jam ke depan.
"Kemudian ada bibit siklon tropis di sebelah timur Philipina sehingga membuat pertumbuhan awan dari barat hingga timur Indonesia walaupun sudah masuk kemarau," ungkapnya.
Sementara itu, Darmawan menuturkan untuk musim hujan sendiri akan terjadi pada Bulan September mendatang. Dia mengimbau kepada warga Jabar untuk tetap waspada dan memantau parkiran cuaca yang dikeluarkan BMKG.
"Karena masih ada pertumbuhan awan, karena bibit siklon tropis bahkan minggu depan sudah jadi siklon tropis di wilayah utara Indonesia. Bisa mengakibatkan hujan lebat turun, masyarakat harus siaga, yang rawan banjir, longsor danlainnya," jelas Darmawan.
Begitupun warga yang tinggal wilayah pantai Selatan Jabar. "Iya, memang masih tinggi gelombang laut di daerah selatan 3-5 meter. Itu dari pantai barat Sumatera terus sampai ke Bali dan Nusa Tenggara, masih tinggi," pungkasnya.
(wip/yum)