Perjuangan Sulit Guru Eli Demi Sembuh Usai Buta Disiram Air Keras

Perjuangan Sulit Guru Eli Demi Sembuh Usai Buta Disiram Air Keras

Irvan Maulana - detikJabar
Rabu, 12 Jul 2023 15:45 WIB
Karawang - Eli Chuherli menjadi buta usai disiram air keras oleh rekan bisnisnya. Pria berprofesi guru ini terpaksa harus menanggung beban sendirian.

Pasalnya laporan Eli ke Korpri maupun Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) tak ditindaklanjuti. Eli pun mengaku kecewa atas sikap dua lembaga tersebut.

Menurut warga Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang ini, dirinya dan keluarga sempat melapor lantaran biaya berobatnya tak ditanggung oleh BPJS.

"Saya berobat 2 minggu ke RS Bayukarta, karena tak bisa dicover BPJS saya bayar sendiri, tapi karena 2 minggu gak ada perubahan saya harus dirujuk ke RS Cicendo. Tapi kondisi keuangan kita gak ada," ujar Eli, saat ditemui detikJabar di kediamannya, Rabu (12/7/2023).

Namun kata Eli, BPJS sempat menyarankan bahwa dirinya harus dilakukan pendampingan ke LPSK. Dia pun menuruti saran tersebut.

"BPJS menyarankan bahwa pak Eli katanya harus pendampingan, saya dikasih link-nya (daftar LPSK), langsung direspon dan katanya akan diproses dalam 1 bulan, dan pihak LPSK akan datang ke sini dalam 1 minggu, tapi sampai sekarang tidak ada," kata dia.

Eli menjelaskan, dirinya masih kembali ke RS Cicendo untuk berobat. Namun dia disarankan untuk operasi dengan biaya puluhan juta rupiah. Eli bingung lantaran tak memiliki cukup uang hingga akhirnya pasrah dan kembali ke rumah.

"Saya bolak-balik masih berobat katanya harus dioperasi, terus saya ke BPJS lagi, katanya tetap belum bisa. Karena ada persyaratan harus ke LPSK itu dan pendampingan belum ada, akhirnya saya pasrah balik lagi gak jadi dioperasi karena uang saya tidak cukup," ungkapnya.

Selain upaya tersebut, Eli juga mengungkap bahwa, dirinya sempat mendatangi untuk meminta pendampingan Korpri karena statusnya sebagai aparatur sipil negara (ASN) yang sekaligus anggota Korpri.

"Saya sebagai anggota Korpri yang iuran tiap bulan dipotong (gajih), ya minimal ada pendampingannya ya ke saya, ke anggotanya. Qda kejadian seharusnya gimana responnya, ini boro-boro, datang juga enggak," ucap Eli.

Eli malah disuruh mengaku ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), karena ia statusnya sebagai guru yang tergabung dengan organisasi profesi tersebut.

"Saya malah disuruh ke PGRI, saya bilang ya lain lagi, saya ini ke Korpri karena anggota Korpri yang jelas tiap bulannya (gajih) dipotong (iuran), tapi gak ada kelanjutan," imbuhnya.

Eli meminta bantuan ke berbagai pihak tersebut, karena kondisi keuangannya sudah tak mencukupi untuk biaya berobat, namun tak mendapat hasil apapun.

"Ya tentu saya merasa kecewa, kalau saya mampu sebenarnya gak mau ribet, hanya ini kan keuangan keluarga lagi susah," pungkasnya. (dir/dir)



Hide Ads